Seiring bertambahnya usia seseorang, tanam benang atau thread lift termasuk perawatan kecantikan yang dicari-cari.
Tanam benang ini dipercaya dapat mengencangkan kulit wajah sehingga banyak digemari.
Dilansir Healthline, perawatan kecantikan tanam benang wajah sudah ada sejak 1990-an.
Adapun prosedurnya berupa memasukkan benang medis ke kulit, lalu menariknya sehingga kulit ikut terangkat. Benang ini lama-kelamaan akan terserap oleh jaringan bawah kulit, seperti halnya Botox.
Bagian rahang, garis alis, area bawah mata, dahi, hingga pipi menjadi area wajah yang sering ditanam benang.
Selain di wajah, tanam benang juga bisa dilakukan pada payudara terlebih setelah melahirkan.
Penelitian menngungkapkan bahwa perawatan tanam benang hanya bertahan dalam jangka waktu 1-3 tahun.
Kendati prosedur tanam benang dianggap tidak memakan waktu lama (sekitar 1 jam), tapi ada ada efek samping dan resikonya.
Tidak jarang orang mengalami memar, pembengkakan, berdarah, dan nyeri ringan di area yang ditanam benang.
Parahnya lagi, dapat memicu komplikasi berupa pendarahan akibat pergerakan benang yang tidak disengaja yang mengakibatkan kulit terlihat menggumpal atau menonjol serta rasa sakit di bawah kulit akibat benang yang terlalu kencang atau tidak terpasang dengan benar.
Dari semua resiko, infeksi adalah yang paling diwaspadai di mana tanda keluarnya cairan berwarna hijau, hitam, coklat, atau merah di lokasi tanam benang, bengkak selama lebih dari 48 jam, sakit kepala persisten, dan demam.
American Academy of Plastic Surgeons menyarankan menghindari penggunaan pelembap wajah selama beberapa minggu pertama setelah tanam benang wajah.
Selain itu, sebaiknya tidur dengan posisi kepala disangga agar benang tetap pada posisinya.
