INDOZONE.ID - Bulan Ramadan tinggal hitungan hari. Sejumlah persiapan untuk menyambut bulan penuh berkah pun sudah dilakukan.
Tidak hanya soal menyusun menu makanan sahur dan buka puasa saja, tapi busana yang simpel serta nyaman pun mulai diburu kaum hawa.
Perancang busana Ria Miranda mengatakan, konsumennya menyukai busana yang nyaman model pakaian dengan potongan cukup longgar. Hal itu dapat memberikan kesan simpel untuk dikenakan saat Ramadan.
"Mereka suka sesuatu yang nyaman, lebih loose ketika Ramadan, gak mau terlalu banyak styling. Ingin kaftan saja tetapi full payet, lebih ke sederhana, banyak polosan," ucap pemilik jenama RiaMiranda itu, dikutip Indozone dari Antara, Sabtu (18/3/2023).
Baca Juga: Ria Miranda Gak Bosan Pamer Budaya Minang saat Road To Jakarta Muslim Fashion Week 2023
Ria Miranda mengatakan, tetap mengikuti tren busana dari luar dan mengadaptasinya ke dalam koleksi Lebaran. Ia juga banyak berbincang langsung dengan konsumennya di berbagai wilayah, untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka.
"Kami tetap mengikuti tren yang ada di luar sana, tetapi mengadaptasi ke koleksi Lebaran ini kami lebih banyak survei ke customer. Kemarin aku ke luar kota sekalian ngobrol sama customer, maunya apa, kebutuhannya apa," katanya.
Keluar dari Zona Nyaman
Ria bilang, tahun ini ingin mencoba keluar dari zona nyamannya, yang identik dengan warna-warna pastel. Untuk itu, ia mencoba warna-warna oranye seperti yang sudah ditampilkan dalam annual show Desember tahun lalu. Sisi idealis pun Ria coba sedikit longgarkan.
"Biasanya kami sangat nyaman dengan warna-warna pastel, tahun ini kita coba oranye, warna-warna yang lebih keluar. Karena sudah 13 tahun, kami masih di comfort zone, ini sudah saatnya aku punya tim di balik ini semua, mendengar mereka," tuturnya.
Baca Juga: Ivan Gunawan dan Ria Miranda Ngeluh Susah Cari Bahan Baju Murah Bagus di Negeri Sendiri
Ria belum lama ini mengeluarkan koleksi bertajuk ‘SANGSATA’ yang terinspirasi dari perjalanannya ke ranah Minangkabau beberapa waktu lalu. Kata SANGSATA diambil dari nama benang emas yang digunakan untuk menenun songket.
Dalam koleksinya tersebut, ia menggabungkan berbagai keindahan Indonesia yakni aliran sungai dan cakupan budaya etnis Minang di Riau, Jambi, dan Mukomuko. Busana itu pun memiliki ciri khas pada motif songket yang menjadi sebuah inspirasi.
Ria menggunakan material busana berupa premium satin dof, silky satin, lace, hingga katun untuk kreasi dress, atasan, bawahan dan koleksi sarimbit dalam koleksi ini.
"Dua koleksi, untuk reguler itu full prints semua dengan detail kecil seperti pleats, lace, tetapi untuk signature full polosan semua dengan permainan details, embroidery," jelasnya.
Ria Miranda dikenal sebagai sosok perancang yang mengangkat budaya Minangkabau dalam karyanya. Memasuki usia lebih dari 10 tahun dalam kariernya, ia mengaku mempertahankan lebih sulit ketimbang membuat sesuatu yang baru, dan ini menjadi tantangan untuknya.
"Bisa konsisten itu challenge-nya. Brand tepat di 13 tahun ini, yang 'Minang Heritage' 10 tahun, mempertahankan community juga. Aku sadar, kita besar karena community, jadi kita harus me-maintain itu. Setiap minggu aku beneran pergi ke luar kota untuk bisa ketemu mereka, merangkul, membuat event," imbuhnya.
Artikel Menarik Lainnya:
