Satgas Anti Mafia Bola Polri jilid 3 bergerak cepat dalam menuntaskan kasus pengaturan skor Persikasi Bekasi melawan Perses Sumedang pada 6 November 2019 lalu. Mereka berhasil menangkap dua tersangka yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Dua tersangka tersebut berinisial HN dan KH. Keduanya ditangkap di Bekasi dan Menteng, Jakarta. Penangkapan ini terbilang cepat, karena belum melewati batas waktu yang sudah ditetapkan Satgas Antimafia Bola, yaitu sebelum berakhirnya bulan Februari 2020.
"Alhamdulillah tersangka HN (Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Barat) dan KH (salah satu pegawai negeri di Kabupaten Bekasi) kita amankan. Sehingga tunggakan perkara di jilid 2 sudah tuntas," jelas Kasatgas Antimafia Bola Brigjen Hendro Pandowo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (26/2/2020).
HN disebut memiliki peranan penting dalam kasus pengaturan skor ini. Pria yang kabarnya berstatus Komite Eksekutif di Asprov Jabar itu yang memilih perangkat wasit dalam pertandingan tersebut.
"Dia yang atur siapa wasit utama, wasit pembantu, sehingga apa keinginan Persikasi Bekasi menang tercapai dengan skor 3-2," kata Hendro.
Sementara KH berperan sebagai perantara memberikan uang ke HN. Hasil penyelidikan polisi, kelompok pengaturan skor ini mendapat uang hingga Rp60 juta.
Diamankannya KH dan HN merupakan hasil pengembangan dari penangkapan enam tersangka lain yang sudah diciduk Satgas Antimafia Bola. Enam tersangka tersebut terdiri dari manajemen Persikasi, pengurus PSSI Jawa Barat hingga wasit pertandingan.
Hendro menyebut, dalam kasus ini Persikasi diduga melakukan praktik pengaturan skor demi promosi dari Liga 3 ke Liga 2. Manajemen klub disebut sudah berkoordinasi dengan pihak PSSI Jabar untuk memuluskan tujuan mereka tersebut.
