Wisata Religi ke Masjid Jamik Pangkalpinang, Pembangunannya Libatkan Tokoh Non-muslim

- Selasa, 5 April 2022 | 15:56 WIB
Masjid Jamik Pangkalpinang. (wonderful.pangkalpinangkota.go.id)
Masjid Jamik Pangkalpinang. (wonderful.pangkalpinangkota.go.id)

Setiap bulan Ramadhan, umat muslim pada umumnya senang berwisata religi ke berbagai tempat-tempat bersejarah, terutama yang berkaitan dengan Islam.

Salah satu destinasi wisata religi yang paling sering dikunjungi adalah bangunan peribadatan, termasuk masjid.

Di Kota Pangkalpinang, ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, salah satu masjid yang menjadi ikon wisata religi adalah Masjid Jamik, yang terkenal dengan kemegahannya.

Tak cuma megah, masjid ini juga terkenal sebagai masjid tertua di Kota Pangkalpinang, yang menjadi tempat persinggahan para pendatang, terutama orang-orang yang datang dari luar kota.

Dilansir website pemerintah Kota Pangkalpinang, Masjid Jamik dibangun pada 3 Syawal 1355 Hijriah atau tanggal 18 Desember 1936 Masehi.

-
Warga Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung antusias melaksanakan shalat Idul Adha 1442 Hijriyah di Masjid Jamik Pangkalpinang. (ANTARA/Aprionis)

Masjid ini terletak di Jalan Masjid Jamik. Masjid ini didirikan oleh penduduk kampung dalam dan kampung tengah Tua Tunu yang pindah ke wilayah Pangkalpinang dan mendirikan kampung dengan nama atau toponim yang sama dengan kampung asalnya di Tua Tunu, yaitu Kampung Tengah dan Kampung Dalam. 

Masjid Jamik juga sebagai simbol kerukunan antar umat beragama, lantaran pembangunannya di masa lampau melibatkan tokoh tokoh nonmuslim, demikian dilansir Antara.

Bentuk fisik awal masjid ini semi permanen, berlantai semen, dan berdinding papan, dan bila dilihat dari atas berbentuk seperti piramida. 
Bangunannya bertingkat tiga. Bagian bawah dipergunakan untuk sholat dan pengajian, dan tempat menyimpan kitab-kitab kuning, buku-buku agama, tikar dan alat perlengkapan masjid lainnya. Sedangkan bagian atas berfungsi sebagai menara untuk muazin mengumandangkan azan. 

Muhammad Hatta Sumbang Rp1.000

-
Tim gabungan Satgas COVID-19 mengawasi pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1441 H di Kota Pangkalpinang, Provinsi Babel, Ahad (24/5/2020) pagi. (ANTARA/Aprionis)

Pada tahun 1950-1954 M, masjid ini direnovasi dengan dana partisipasi dari masyarakat di Pulau Bangka dan menurut catatan, Wakil Presiden RI saat itu, Muhammad Hatta, ikut menyumbang sebesar Rp 1.000 (seribu rupiah). 

Pada tahun 1955-1961 M, renovasi dilanjutkan untuk penyelesaian akhir bangunan masjid dan pembangunan menara masjid setinggi 23 meter. 
Peresmian selesainya renovasi masjid dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 1961. 

Salah satu keunikan masjid Jamik adalah antara tangga depan (berbentuk setengah lingkaran) dengan atapnya dihiasi oleh tiang penyangga kecil sebanyak 6 tiang (3 tiang di sebelah kanan dan 3 tiang di sebelah kiri), yang dapat diartikan sebagai rukun iman. 

Masjid ini memiliki 4 tiang utama sesuai jumlah Khalifaturrasyidin, memiliki 5 pintu masuk (3 pintu di depan, 1 di samping kanan, dan 1 di samping kiri) serta terdiri atas 3 undakan atau tingkatan dengan 1 kubah. 

Masjid Jamik adalah salah satu Cagar Budaya Kota Pangkalpinang yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/PW.007/MKP/2010, tanggal 8 Januari 2010 dan dilindungi Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Artikel Menarik Lainnya:

Unik! Masjid Peninggalan Raja Surakarta Kiblatnya Serong ke Kiri, Kok Bisa?

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X