Taj Mahal di India merupakan salah satu situs warisan dunia yang terletak di Agra, India. Beberapa waktu lalu, Taj Mahal sempat dikabarkan akan dihapus oleh ekstremis Hindu di India.
Mereka mengklaim bahwa Taj Mahal merupakan situs yang dibangun di atas kuil Hindu. Yang berhubungan dengan kasus kamar rahasia Taj Mahal.
Di tengah isu penghapusan Taj Mahal, situs warisan dunia ini merupakan monumen penghasil pendapatan tertinggi di India, bahkan selama pandemi COVID-19.
Dilansir Times of India, dalam tiga tahun terakhir, yakni tahun 2019 hingga 2022, Taj Mahal menghasilkan sekitar INR 132 crore atau setara dengan Rp 24 miliar dari penjualan tiket.
Baca juga: Taj Mahal India Masuk Daftar Monumen yang Paling Banyak Dikunjungi di Google Street View
Monumen ini juga melihat jumlah pengunjung yang sangat tinggi yang membeli tiket untuk mausoleum utama yang memiliki tiket masuk terpisah, sebuah sistem baru yang diperkenalkan pada tahun 2018.
Selama pandemi COVID-19, semua situs warisan dan monumen ditutup untuk pengunjung selama beberapa bulan atau memiliki batasan jumlah pengunjung.
Taj Mahal juga membatasi jumlah pengunjung, tetapi meskipun demikian, monumen itu berhasil meraup lebih dari INR 9,5 juta atau setara Rp 1,7 miliar antara tahun 2019-2020.
Sederhananya, pendapatan dari Taj Mahal saja sekitar 24 persen dari total pendapatan Survei Arkeologi India (ASI) untuk tahun 2019 hingga 2022.
Selain Taj Mahal, monumen yang dikelola ASI seperti Benteng Merah, Qutab Minar, Benteng Agra , kelompok monumen di Mamallapuram, Kuil Matahari Konark, Benteng Chittorgarh, kelompok kuil Khajuraho, Gua Ellora, Shaniwar Wada, Benteng Golconda dan Makam Humayun adalah beberapa situs penghasil pendapatan tertinggi di India.
Artikel Menarik Lainnya:
- Taj Mahal India Masuk Daftar Monumen yang Paling Banyak Dikunjungi di Google Street View
- Monumen Paling Kontroversial di Dunia, Salah Satunya Taj Mahal di India
- Kemegahan dan Keindahan Taj Mahal di India, Situs Warisan Dunia yang Terancam Dihapus