Erdogan Pastikan Turki Tetap Sekuler, Ini Sederet Negara Mayoritas Islam yang Juga Sekuler

- Rabu, 13 Oktober 2021 | 17:16 WIB
Dua pria lanjut usia berjualan bendera Turki di jalanan ibu kota Istanbul, Selasa (5/10/2021) (REUTERS/Murad Sezer)
Dua pria lanjut usia berjualan bendera Turki di jalanan ibu kota Istanbul, Selasa (5/10/2021) (REUTERS/Murad Sezer)

Presiden Recep Tayyip Erdogan akan merubah konstitusi Turki menjadi yang lebih demokratis. Dalam konstitusi terbaru itu, dipastikan bahwa Turki tetap merupakan negara sekuler.

Erdogan mengatakan pihaknya tidak akan mengubah tiga pasal pertama Konstitusi Turki yang menyatakan bahwa negara itu adalah republik demokratis, sekuler, dan sosial yang diatur oleh supremasi hukum, dengan bahasa Turki sebagai bahasa resminya dan Ankara sebagai ibu kotanya.

Seperti diketahui, Turki merupakan negara yang berada di benua Asia dan Eropa dengan penduduk mayoritas Islam. Kendati demikian, negara tersebut menganut sekularisme yang memisahkan antara agama dan pemerintahan.

Sekularisme di Turki diterapkan pertama kali oleh presiden Mustafa Kemal Ataturk pada 1923. Sejak saat itu, Ataturk melarang simbol atau identitas agama berada di dalam pemerintahan.

Diterapkannya sekularisme, Ataturk membuat kebijakan yang melarang perempuan menggunakan hijab di gedung pemerintahan, rumah sakit, sekolah, dan perguruan tinggi.

Setelah berpuluh-puluh tahun kemudian, kebijakan larangan menggunakan hijab itu akhirnya diberhentikan oleh Erdogan pada 2013 saat dia menjabat sebagai Perdana Menteri.

Erdogan beralasan bahwa menggunakan hijab merupakan hak asasi setiap perempuan yang berkeyakinan.

Selain Turki, ada beberapa negara mayoritas Islam di dunia yang juga menerapkan sekularisme. Penasaran apa saja? Berikut daftarnya.

Azerbaijan

Negara pecahan Uni Soviet yang merdeka pada 1991 lalu ini secara terang-terangan menyatakan sebagai negara sekularisme meski penduduknya mayoritas beragama Islam.

Pemerintah mengatur secara ketat kegiatan berbau agama, mulai dari tidak boleh sembarangan membangun masjid, tidak boleh menjual bebas buku-buku agama, hingga melarang penggunaan jilbab di sekolah dan perguruan tinggi.

Albania

Negara dengan penduduk mayoritas Islam yang berada di Eropa Tenggara ini menganut sekularisme sejak dideklarasikan sebagai negara tanpa agama pertama di dunia pada 1976. Sejak saat itu, seluruh kegiatan agama dilarang oleh pemerintah dan masjid-masjid ditutup.

Namun pada 1990 ketika Uni Soviet runtuh, aktivitas agama diperbolehkan kembali dilakukan, masjid dan gereja kembali dibuka.

Tajikistan

Mengaku sebagai negara yang menganut sekularisme, pemerintah Tajikistan menjamin kebebasan beragama masyarakatnya berdasarkan konstitusi yang berlaku. Meski sebanyak 97 persen penduduk Tajikistan beragama Islam, namun hingga saat ini negara tersebut masih melarang penggunaan jilbab bagi perempuan.

Uzbekistan

Tiga dekade pasca kemerdekaan dari Uni Soviet, pemerintah Uzbekistan masih mengontrol ketat atas kegiatan agama meski mayoritas dari penduduk negara itu merupakan muslim. Baru pada 2021 ini, pemerintah Uzbekistan mulai mengizinkan penggunaan jilbab di sekolah dan perguruan tinggi, namun tidak di gedung pemerintahan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X