Kalau di Jakarta ada bus Transjakarta, di Kab. Karimun, Kepulauan Riau, ada bus kayu yang menjadi salah satu moda transportasi warga. Bus kayu telah ada sejak 1980-an.
Saat itu, bus kayu digunakan untuk mengangkut para pekerja PT. Timah di Kawasan Prayun, Pulau Kundur, Kab. Karimun. Namun, masuknya angkutan kota atau angkot sebagai transpotasi umum di era 1990-an, membuat keberadaan bus kayu tergeser eksistensinya.
Meskipun begitu, para pemilik bus kayu enggak kehilangan akal dan tetap menjalankan armadanya dengan mengangkut para pekerja pabrik yang ada di Pulau Karimun Besar. Enggak hanya itu saja, bus kayu juga digunakan untuk antar jemput anak-anak sekolah.
Perpaduan antara besi dan kayu jenis sengi sebagai body membuat bus kayu unik. Bagian yang sangat mencolok ornamen kayunya adalah list kaca depan yang dibagi dua bagian. Bisa dibuka tutup untuk mengalirkan udara. Pintu depannya juga dominan kayu. Menariknya, engsel pintu sama seperti yang digunakan untuk rumah.
Nuansa kayu semakin kental pada body samping. Jendelanya memakai kayu tanpa kaca. Demikian juga di sisi dalam body busnya. Namun, sisi luarnya tetap dilapisi logam sebagai penahan air hujan.
Kini, bus kayu dijadikan sebagai ikon transportasi tradisional hingga dipertontonkan pada Festival Barongsai 2019 lalu. Meski berumur tua, perawatan mesin bus kayu relatif mudah. Sebab mesin yang digunakan bus kayu adalah Mitsubishi PS dan Toyota Rhino.
Kapasitas bus ini cukup besar dengan bangku panjang membujur saling berhadapan. Agar memuat lebih banyak penumpang, di bagian tengah ditambah bangku panjang dari kayu juga. Makanya, jangan kaget kalau ke Karimun menjumpai bus kayu. Wajib dicoba!