Pengalaman Naik Kereta Cepat Jerman, Canggih tapi Ada Minusnya!

- Jumat, 29 April 2022 | 09:24 WIB
ICE, kereta antar negara di Jerman (Aulia Kurnia Hakim/IDZ Creators)
ICE, kereta antar negara di Jerman (Aulia Kurnia Hakim/IDZ Creators)

Seiring dengan melonggarnya aturan terkait Covid-19, sejumlah negara di Eropa mulai membuka akses wisata untuk warganya ke berbagai negara. Sejak tahun lalu, turis sudah bisa datang dan jalan-jalan keliling Jerman dengan moda transportasi yang ada. Salah satu yang menjadi favorit warga lokal hingga wisatawan adalah kereta ICE atau intercity express.

ICE adalah kereta dengan kecepatan tinggi 320 km/jam yang berada di bawah organisasi Deutsche Bahn (DB). Nah, DB itu kalau di Indonesia seperti PT KAI. Kereta ekspress ini enggak hanya melayani seantero Jerman, tapi juga ke sejumlah negara sekitar.

Di antaranya, Austria, Prancis, Belanda dan negara-negara lain yang berbatasan langsung.

-
Kereta ICE, kereta cepatnya Jerman (Aulia Kurnia Hakim/IDZ Creators)

Harga tiketnya bervariasi, tergantung jarak dan waktu pembelian. Jadi semakin jauh jarak waktu kita membeli tiket, semakin murah harganya. Kelasnya terbagi dua, yakni kelas 1 dan 2. Kelas dibedakan berdasarkan ukuran kursi dan kenyamanan. Di ICE juga ada gerbong restoran dan petugas yang menjual minuman pakai troli seperti di pesawat.

-
Gerbong restorannya ICE (Aulia Kurnia Hakim/IDZ Creators)

Tim IDZ Creators, Aulia Kurnia pertama kali menggunakan ICE 2019 lalu. Kala itu Aulia melakukan perjalanan dari kota Berlin ke kota Munich. Awalnya, ia merasa excited karena baru pertama kali naik kereta cepat di Eropa. Ponsel pun sudah disiapkan buat mengabadikan momen.

Saat memasuki kereta meski ‘cuma‘ di kelas 2, fasilitasnya lengkap. Mulai dari interior yang mewah, ada Wifi, toilet yang bersih sampai area parkir sepeda. Melihat kemewahan ini, ekspektasi pun cukup tinggi. Ditambah lagi, mengingat Jerman adalah negara dengan teknologi maju plus dikenal on time dalam banyak hal. Namun kenyataannya enggak seindah harapan.

-
Semua area gerbong dilengkapi WiFi (Aulia Kurnia Hakim/IDZ Creators)

Banyak orang yang belum tahu kalau ternyata harga tiket yang kita beli belum termasuk reservasi tempat duduk. Calon penumpang harus menambah 4 Euro atau sekitar Rp66 ribu untuk memesan kursi yang diinginkan. Kalau enggak, calon penumpang terancam enggak dapat kursi alis berdiri ketika kereta sedang ramai penumpang.

Hal ini yang dirasakan Aulia. Perjalanan Berlin-Munich hampir 5 jam diisi dengan berpindah-pindah gerbong mencari kursi kosong. Ia juga harus menerima teguran warga Jerman yang tanpa basa basi. Hal ini bisa semakin parah kalau penumpang membawa koper berat.

Enggak sedikit yang akhirnya menyandarkan tubuh di sambungan kereta karena lelah. Enggak heran kan, kejadian seperti ini membuat sedikit trauma.

Di tambah lagi, dalam beberapa tahun belakangan ini ada cerita kurang menyenangkan terkait jadwal kereta DB, termasuk ICE. Di Oktober 2019 perjalanan Berlin-Munich yang seharusnya tiba pukul 13.00, penumpang sampai Munchen Hauptbahnhof 30 menit setelahnya.

-
ICE sering terhambat karena salju tebal (Aulia Kurnia Hakim/IDZ Creators)

Kabar yang beredar ada gangguan di rel. Selain itu ada catatan yang sebutkan 1 dari 7 kereta ICE pasti ngaret. Keterlambatannya enggak main-main hingga 2 jam!

Ternyata penyebabnya ada banyak hal. Seperti rel kereta yang sudah tua dan harus diganti atau ketika sedang diperbaiki, yang bikin jadwal berantakan. Belum lagi, sinyal antara kereta dan stasiun juga kadang terputus yang membuat perjalanan terhambat.

Bukan hanya itu saja. Demonstrasi yang melibatkan banyak massa kerap jadi alasan kereta sering terhambat, karena massa menghalangi jalur kereta. Salju, es tebal, hujan besar hingga angin kencang jadi penyebab lain terganggunya jadwal kereta. Sebab, cuaca ekstrem bisa mengganggu jaringan dan memutuskan listrik sebagai penggerak kereta.

Jadi kalau mau naik ICE siapin mental dan jangan berekspektasi terlalu tinggi, ya!

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X