Afrika Selatan berencana untuk membuka perbatasannya bagi semua pelancong internasional yang dapat menunjukkan bukti tes Covid-19 negatif.
Termasuk pelancong dari AS dan Eropa yang sebelumnya dilarang berdasarkan kebijakan saat ini.
Presiden Cyril Ramaphosa memang belum mengatakan kapan Afrika Selatan akan mencabut pembatasan perjalanannya.
Tetapi dia mengisyaratkan krisis ekonomi negara tanpa hadirnya jutaan turis yang biasanya berduyun-duyun ke pantai, kilang anggur, dan taman nasional.
"Satu-satunya jalan adalah pemulihan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan untuk mendorong kembalinya bisnis seperti biasa secepat mungkin," katanya dalam pidato publik dikutip dari Travel and Leisure.
Afrika Selatan sudah mencabut pembatasannya pada pelancong dari negara-negara tertentu pada 1 Oktober.
Namun, pelancong dari negara-negara seperti AS, Inggris, dan Prancis masih dilarang memasuki Afrika Selatan.
AS, Inggris, dan Prancis terus melaporkan melonjaknya jumlah kasus virus korona dan pasien rawat inap.
Ramaphosa mengatakan pemerintah akan mengandalkan tes cepat dan pemantauan ketat dalam upaya mencegah masuknya kasus baru Covid-19 saat Afrika Selatan dibuka kembali untuk pelancong dari semua negara.
Afrika Selatan telah melaporkan 742.000 kasus Covid-19, banyak di antaranya berada di tempat wisata di Cape Town dan lebih dari 20.000 kematian sejak pandemi terjadi pada musim semi.
Negara itu telah melaporkan kurang dari 2.000 kasus virus korona baru sehari selama 3 bulan terakhir, menurut data yang dikumpulkan oleh The New York Times.
Puncaknya pada bulan Juli, Afrika Selatan melaporkan terdapat lebih dari 12.000 kasus baru per hari.
