Hutan mangrove punya fungsi yang luar biasa bagi lingkungan khususnya yang dekat dengan wilayah perairan. Tumbuhan ini mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai.
Sadar akan hal ini warga Desa Manyampa, Kecamatan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi selatan, menanam mangrove di area pantai yang enggak jauh dari wilayah pedesaan. Akhirnya kawasan pantai ini pun berubah menjadi hutan mangrove.
Hutan mangrove menjadi desa wisata
Sejak 2015 kawasan hutan mangrove akhirnya berubah menjadi Desa Wisata Mangrove Luppung. Dengan dukungan dana desa sebesar Rp340 juta, pemerintah dan masyarakat Desa Manyampa berhasil mempercantik kawasan ini dengan membangun jembatan tracking sepanjang 330 meter.
"Sinergitas pemerintah dan masyarakat memang membuat kawasan konservasi mangrove ini terjaga, karena masyarakat paham akan pentingnya fungsi hutan mangrove,” terang Andi Aryono, Kasi Hubungan Kelembagaan Kepariwisataan Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba, kepada Tim Z Creators, Rudi Hartono.
Menurut warga, awalnya kawasan ini sangat kumuh dan dipenuhi sampah. Namun kini menjadi lokasi wisata favorit untuk menikmati matahari terbenam.
"Dulunya tidak sebagus ini, berlumpur dan banyak sampahnya. Sekarang sudah bagus, kalau cari kerang di sini juga bisa dapat banyak,” ungkap Unding, salah satu warga setempat.
Biasanya kawasan Desa Wisata Mangrove Luppung ini menjadi destinasi wisata pilihan bagi wisatawan, sebelum menuju ke Pantai Pasir Putih Tanjung Bira.
Lokasinya sendiri cukup strategis, karena hanya berjarak 500 meter dari Jalan Poros Bira Bulukumba.
Tiket masuk ke Hutan Mangrove Luppung
Kalau ingin menikmati sejuknya kawasan hutan mangrove dengan pemandangan lautnya yang memesona ini, kamu cukup membayar biaya parkir saja. Siapin Rp5 ribu untuk kendaraan roda dua dan Rp10 ribu untuk kendaraan roda empat.
Setelahnya kamu bisa leluasa berjalan di atas jembatan kayu di tengah hutan mangrove dan berswafoto di sejumlah fasilitas yang disiapkan pengelola.
Artikel menarik lainnya:
