Agar kelestarian dan kebersihan Gunung Fuji di Jepang tetap terjaga, otoritas pengelola gunung tersebut akan memberlakukan sistem biaya masuk kepada wisatawan.
Siapa yang tak mengenal Gunung Fuji, sebuah gunung yang diklaim memiliki puncak paling tinggi di Negeri Sakura itu memang sedari dulu menjadi salah satu destinasi petualangan favorit wisatawan. Mereka yang datang ke Gunung Fuji tak hanya berasal dari domestik, tapi juga luar negeri.
Ya namanya sebagai destinasi wisata, Gunung Fuji tak luput dari perusakan dan pencemaran. Otoritas pengelola Gunung Fuji, Dewan Warisan Budaya Dunia Fujisan sudah berupaya keras untuk menghentikan itu dan menjaga agar kelestarian dan kebersihan gunung tersebut tidak terganggu.
Mengutip Sora News 24, pihak otoritas telah melakukan renovasi toilet di pondok gunung, rutin membersihkan sampah yang dibuang sembarang oleh wisatawan, dan bahkan memberlakukan sistem donasi sukarela sejak 2014 lalu.
Wisatawan yang hendak mendaki dianjurkan untuk berdonasi sebesar 1000 yen atau sekitar Rp122 ribu. Namun karena sistem donasi tersebut bersifat sukarela, maka sangat jarang yang melakukannya. Bahkan tercatat, hanya 50 persen dari pendaki yang mau berdonasi.
Atas dasar itu, kini Dewan Warisan Budaya Dunia Fujisan membentuk komite khusus yang terdiri dari para ahli pendakian gunung dan masalah lingkungan serta perwakilan dari Prefektur Yamanashi dan Shizuoka untuk mempertimbangkan mewajibkan para pendaki membayar biaya masuk saat hendak mendaki Gunung Fuji.
Komite berharap, aturan membayar biaya masuk ini dapat disetujui pada bulan Maret ini. Setelah disetujui, maka komite akan membahas mengenai jumlah biaya dan bagaimana sistem pembayarannya pada akhir tahun 2020 ini.