Mirip Tana Toraja, di Kota Kelahiran Sinterklas Juga Banyak Kuburan Tebing: Bentuknya Unik

- Sabtu, 3 Desember 2022 | 14:32 WIB
Kuburan mirip Tana Toraja di Turki (Z Creators/Elisa Oktaviana)
Kuburan mirip Tana Toraja di Turki (Z Creators/Elisa Oktaviana)

Ribuan tahun lalu, wilayah Turki pernah menjadi pusat peradaban berbagai bangsa, salah satunya Lycia. Bangsa Lycia dijuluki orang-orang laut, karena peradabannya terkonsentrasi di dekat pantai. Selain berlayar, mereka juga mahir berdagang.

Bangsa Lycia mencapai masa keemasan pada abad ke-5 dan ke-4 SM. Sejumlah ilmuwan menyebut, peradaban Lycia merupakan yang terbaik di zaman perunggu.

Pusat Peradaban Lycia di Kota Kelahiran Sinterklas

-
Kuburan batu berbentuk rumah pemujaan (Z Creators/Elisa Oktaviana)

Peradaban bangsa Lycia berpusat di Myra, kota kelahiran Santo Nicholas, yang menjadi cikal bakal sosok Sinterklas. Setelah Romawi merebut kota Myra, bangsa Lycia berasimilasi dan jadi bagian dari Kekaisaran Romawi.

Sekarang Myra berada di provinsi Antalya, Turki dan berganti nama menjadi Demre.

Kompleks Kuburan Batu Pahat

Salah satu bukti majunya peradaban bangsa Lycia adalah Necropolis. Ribuan kuburan batu ini dipahat langsung di perbukitan dan tebing curam. Bangsa Lycia mampu memotong dan memahat kayu menjadi sebuah maha karya.  

-
Kuburan batu dipahat langsung di tebing terjal (Z Creators/Elisa Oktaviana)

Di kota Demre, sebagian besar makam berasal dari abad ke-4 SM. Beberapa berhiaskan prasasti yang diukir dalam bahasa Yunani kuno dan Lycia.

Ada dua jenis arsitektur makam, yaitu rumah kayu dan kuil pemujaan dewa dewi. Bentuk, ukuran dan relief makam menunjukkan status sosial almarhum. Dalam satu makam bisa terdiri dari beberapa jasad. Mereka dikubur bersama harta benda yang paling berharga.

Di masa kejayaan bangsa Lycia, makam-makam dicat warna merah, kuning, biru dan ungu. Namun warna memudar setelah ribuan tahun. Sepanjang sejarah, para perampok juga merusak dan menjarah harta benda di dalam makam. 

Jasad Orang Mati Dibawa Mahluk Bersayap

Di kota Demre, kuburan batu bangsa Lycia berada di tebing curam atau bukit, menghadap ke arah Laut Tengah (Mediterania).

-
Kuburan di tebing mendekatkan almarhum dengan surga (Z Creators/Elisa Oktaviana)

Mereka percaya, kuburan yang berada di tempat tinggi dan indah, akan mendekatkan jenazah ke surga. Dalam kepercayaan Lycia kuno, orang yang meninggal akan dipindahkan ke dunia lain oleh mahluk bersayap.

Amfiteater Megah di Bawah Kuburan Batu

Tepat di bawah pekuburan tebing, berdiri megah amfiteater yang dibangun sejak abad ketiga.  Proses pembangunannya memakan waktu hingga 25 tahun. Luas amfiteater 111 meter, dengan kapasitas hingga 13 ribu penonton!

-
Amfiteater megah yang dibangun bangsa Lycia (Z Creators/Elisa Oktaviana)

Baca Juga: Sering Dikira Negara Islam, Ternyata Begini Fakta Kehidupan Beragama di Turki

Di zaman peradaban Lycia, amfiteater batu ini merupakan yang terbesar. Keistimewaannya terletak pada relief topeng. Setiap topeng menunjukkan peran aktris dan aktor dalam sebuah pertunjukan. Setelah bangsa Romawi merebut kota Myra, amfiteater berubah fungsi menjadi arena tarung gladiator.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X