Di Balik Pesonanya, Telaga Ini Menyimpan Legenda Naga yang Sisiknya Berbunyi ‘Aneh’!

- Selasa, 21 Juni 2022 | 11:01 WIB
Telaga yang menyimpan kisah naga (Ronaa Nisaus Sholikhah /IDZ Creators)
Telaga yang menyimpan kisah naga (Ronaa Nisaus Sholikhah /IDZ Creators)

Telaga Ngebel adalah sebuah pesona wisata yang wajib dikunjungi kalau kamu ke Ponorogo. Tempat ini terdiri dari danau yang begitu luas, mirip Telaga Sarangan di Magetan. Rasakan sensasi berbeda ketika menghirup udara di sekitar telaga dan berjalan di sekitarnya.

Telaga yang berada di perbatasan antara Ponorogo dan kabupaten Madiun ini sangat lekat dengan legenda Naga Baruklinting. Bahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo juga membangun monumen Naga Baruklinting di sudut telaga untuk menjadi spot foto. 

-
Spot foto dengan latar naga (Ronaa Nisaus Sholikhah/IDZ Creators)

Budayawan Ponorogo, Gondo Puspito membenarkan adanya legenda tersebut. Sebab, ada salah satu makam yang dipercaya oleh masyarakat sebagai orang yang mbau rekso atau leluhur Desa Ngebel, Ponorogo. Yakni, makam Nyi Latung dan petilasan Bale Batur. Letaknya di kompleks pasar Bale Batur. 

''Juga ditemukan lesung milik Nyi Latung yang sudah memfosil di daerah Kare, Madiun,'' kata Gondo saat ditemui Tim IDZ Creators, Ronaa Nisaus Sholikhah, di rumahnya di Kelurahan Paju, Ponorogo, Sabtu (18/6/2022)

Gondo mengatakan Telaga Ngebel itu berawal dari sebuah legenda tentang seekor ular besar atau naga yang berubah wujud menjadi anak kecil.

Memang, pada saat itu ada penduduk desa sedang mengadakan hajatan besar. Kemudian, masyarakat berburu ke hutan dan sampai sore belum kunjung menemukan binatang buruan. 

''Karena lelah, mereka beristirahat dulu. Salah satu di antaran mereka menancapkan parang atau golok di akar pohon,'' terang Gondo. 

Namun, para penduduk itu enggak menemukan getah pohon melainkan darah dari seekor ular besar. Untuk menyelamatkan diri, mereka akhirnya membunuh ular itu. Gondo menyebut tempat kejadian itu dinamakan Semampir oleh warga Ngebel. 

-
Patung naga di tepi Telaga (Ronaa Nisaus Solikhah/IDZ Creators)

Hingga saat ini, memang ada satu pohon yang dipercaya warga sebagai lokasi penemuan ular besar tersebut dan dikeramatkan. Sebab, di Batang pohon tampak ada guratan bekas kulit ular yang menempel di pohon. 

''Ular itu enggak dibuang tapi dagingnya dibawa ke desa untuk dimasak,'' terangnya. 

Saat hajatan itu digelar, muncul sosok anak kecil yang meminta makan. Wajahnya jelek dan enggak ada satu pun memberi makan kecuali seorang nenek. Gondo mengatakan nenek itu adalah Nyi Latung. 

Memang ada kebijakan masyarakat Jawa bahwa seorang dengan ekonomi rendah tidak berhak mengikuti hajatan. Begitu pun dengan Nyi latung yang saat itu memang tidak hadir saat hajatan. 

''Anak kecil itu berpesan kalau terdengar teriakan warga dan sungai air, Nyi Latung disuruh naik lesung dan membawa centong nasi buat mendayung,'' tuturnya. 

Kemudian, anak kecil itu menuju ke lokasi hajatan dan membuat sayembara dengan menancapkan lidi. Bagi siapa pun yang bisa mencabut berarti bisa mengalahkannya. Jika tidak, dia bakal meminta makan. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X