Makanan pinggir jalan alias street food Asia tampaknya akan semakin dikenal dunia.
Pasalnya, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) PBB menetapkan jajanan kaki lima/street food Singapura sebagai Warisan Budaya Dunia Takbenda.
Melansir Times of India, UNESCO mengakui budaya jajanan di negara tersebut dan menyebutkan bahwa praktik makan dan kuliner komunitas lazim di seluruh negeri.
Para pedagang makanan yang mengalami tahun buruk akibat pandemi virus Corona akhirnya akan mendapat secercah harapan dengan pengakuan bergengsi tersebut.
Budaya jajanan tidak hanya berkaitan dengan makanan, tetapi lebih dari itu.
Tempat-tempat ini dikenal sebagai pusat bersosialisasi, berkomunikasi, dan banyak lagi.
Jadi selain makan, pengunjung juga akan menemukan orang-orang mengamen, membuat karya seni, atau bahkan bermain catur.
Hidangan yang terjangkau ini sangat populer di kalangan penduduk lokal dan turis, di mana penguunjung dapat menemukan para penjaja dari pagi hingga malam hari.
Multikulturalisme Singapura tercermin dengan baik melalui makanan jalanannya, sehingga kita dapat menemukan pengaruh masakan Tionghoa Melayu dan India di antara budaya lainnya.
Beberapa dari pedagang makanan di sana sudah mulai berjualan sejak tahun 1960-an sehingga begitu legendaris.
Buat kamu yang berencana melancong ke Singapura, tinggalkan restoran mewah dan cobalah mencicipi hidangan pedagang asongan.
Kamu bisa menemukannya di Chinatown Complex, Lau Pa Sat, Newton Food Centre, East Coast Lagoon food Village, Gluttons Bay, dan masih banyak lagi.
