Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat tercatat pernah dilanda gempa bumi hebat berkekuatan 7 skala Richter pada 2018. Kondisi Pulau Lombok hancur, sebagian bangunan berdinding tembok runtuh.
Ada yang menarik dari bencana alam tersebut, kerena rumah adat tradisional Suku Sasak di Dusun Beleg, Desa Kayangan, Kecamatan Gumantar, Lombok Utara justru tetap utuh dan enggak ada satupun yang roboh.
Rumah Suku Sasak terdiri dari rumah utama dan sebuah bale atau bangunan terbuka yang terletak di depan rumah utama. Bale terbagi menjadi dua bagian yaitu bale dalam dan bale luar.
Ruangan bale dalam biasanya diperuntukkan untuk anggota keluarga wanita, yang sekaligus merangkap sebagai dapur. Sedangkan ruangan bale luar untuk anggota keluarga lainnya, dan juga berfungsi sebagai ruang tamu.
Atap rumah Suku Sasak terbuat dari jerami dan berdinding anyaman bambu (bedek). Sementara konstruksi bangunannya menggunakan kayu tanpa paku dan pasak. Bagian dinding menggunakan anyaman bambu dan hanya mengandalkan ikatan dari tali ijuk.
Lantainya dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau dan abu jerami. Campuran tanah liat dan kotoran kerbau membuat lantai tanah mengeras, sekeras semen.
Bangunan yang menggunakan material dari alam tersebut, ternyata mampu menahan goncangan gempa hingga lebih dari 7 skala Richter. Kearifan lokal Suku Sasak tersebut perlu dikembangkan ke depanya.
Saat ini, beberapa kampung adat tersebut dikembangkan menjadi kawasan wisata yang banyak disukai turis mancanegara.