Ada sebuah entitas politik yang memisahkan diri dari Moldova di Eropa Timur. Mulai dari pemerintahan, militer, mata uang, dan bahkan paspor sudah dimiliki layaknya sebuah negara berdaulat. Tapi, masih belum diakui oleh banyak negara di dunia.
Adalah Transnistria atau disebut juga Trans-Dniester, yang berlokasi di sebelah timur Sungai Dniester, Moldova yang sebanyak ratusan ribu penduduknya memisahkan diri dari negara utama.
Perpecahan ini sudah berlangsung sejak 30 tahun yang lalu. Namun hingga kini Transnistria belum juga diakui oleh mayoritas negara di dunia.
Karena tanpa pengakuan itu, banyak warga dari negara ini memilih untuk merantau ke luar dan rata-rata hijrah ke Rusia. Namun, masih ada juga penduduk yang memilih untuk tetap di dalam kota yang beranam Tiraspol.
Pengaruh Rusia masih sangat kuat di Transnitria. Tak hanya karena merupakan bekas wilayah Uni Soviet, tapi juga karena Rusia paling berjasa dalam memasok subsidi dan kekuatan militer di sini.
Bahkan, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh warga Transnitria adalah bahasa Rusia. Bendera nasional mereka yang berlambangkan komunisme bersejajaran dengan bendera nasional Rusia.
Hingga saat ini, Transnitria masih ingin tetap menjadi sebuah negara yang benar-benar berdaulat, diakui, dan berdiri sendiri, namun masih di bawah bayang-bayang Moldova dan Rusia.
