Hampir di setiap negara pasti punya aturannya masing-masing, dari aturan yang biasa saja sampai aturan yang mungkin diluar jangkauan berpikir manusia. Semua ini tentunya tergantung pada budaya dan tradisi negara masing-masing.
Begitupun dengan Negri Gajah Putih ini, siapa lagi kalau bukan Thailand. Selain dikenal dengan kentalnya tradisi mistis, negara ini juga punya sejumlah aturan unik yang perlu diikuti warganya.
Baca Juga: Sepi Turis, Sejumlah Gajah 'Pengangguran' di Thailand Beralih ke TikTok hingga YouTube
1. Wajib kenakan pakaian dalam saat keluar rumah
Secara hak asasi manusia, sebenarnya sah-sah saja jika kita tidak menggunakan pakaian dalam saat keluar rumah. Namun, tidak di Thailand, baik turis maupun penduduk lokal diwajibkan mengenakan pakaian dalam jika berpergian keluar atau jika tidak bisa dikenakan sanksi yang serius.
2. Hukuman berat kalau buang permen karet sembarangan
Tak hanya Singapura yang punya peraturan ketat terhadap kebersihan, Thailand pun menerapkan hukum tersendiri (denda yang cukup besar) bagi orang-orang yang membuang sampah permen karet sembarangan.
Baca Juga: Seperti di Thailand, Ternyata Surabaya Juga Punya Patung Buddha Empat Wajah
3. Dilarang menyetir kendaraan tanpa menggunakan baju
Lagi-lagi aturan yang berkaitan dengan baju dan penampilan. Karena budaya berbusana yang begitu ketat, jika ada orang yang berani melepaskan pakaiannya saat berkendara meskipun di dalam mobil, mereka bisa dikenakan denda bahkan ditahan oleh polisi, lho!
4. Menginjak uang dianggap sebagai kriminalitas
Jika kalian belum tahu, Thailand ini dikenal dengan warganya yang fanatik terhadap simbol-simbol dari negaranya. Maka dari itu, jika menginjak mata uang, maka sama saja menghina simbol yang dimiliki mata uang Thailand. Tindakan ini bisa dikenakan sanksi.
Baca Juga: WNI Jarang Mampir ke Thailand Selatan, di Pasar Ini Kemeja Modis Cuma Rp8 Ribuan!
5. Menyinggung kerajaan dianggap kejahatan berat
Hampir mirip dengan Korea Utara, kamu juga nggak bisa macem-macem nih kalau berkunjung ke Thailand. Jangan sekali-sekali membuat lelucon tentang kerajaan di sana atau menghinanya karena bisa berakhir di penjara juga dikucilkan masyarakat.
Penulis: Jihan Rienita
