Stasiun Bogor merupakan stasiun pemberhentian terakhir Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line jalur Jakarta Kota. Stasiun ini merupakan stasiun yang tetap dijaga kelestariannya dan menjadi bangunan cagar budaya.
Sejarah Stasiun Bogor
Stasiun Bogor semasa kolonial Belanda bernama stasiun kereta api Buitenzorg yang dibangun pada 1872 dengan jalur Batavia - Buitenzorg. Pembuatan jalur kereta di Bogor ini menjadi sarana pengangkut hasil bumi dan menjadi angkutan untuk plesiran Gubernur Jenderal Hindia Belanda serta warga Belanda di Bogor.
Seiring meningkatnya penumpang kereta, pada 1881 bangunan stasiun diperluas.
Jalur kereta di Stasiun Bogor merupakan peninggalan zaman Belanda dan yang tertua kedua di Asia setelah India. Rekam jejak ini juga terlihat dari bangunan Stasiun Bogor yang berciri neo klasik dengan arsitektur bangunan berkarakter khas Indische Empire yang megah.
Gaya bangunan seperti ini menjadi tren di Hindia Belanda pada masa itu. Namun kesan arsitektur lokal juga tampak pada atap pelana, pintu dan jendela kayu dengan model krepyak.
Stasiun Bogor seluas 5955 m² berlokasi di Jalan Nyi Raja Permas, Bogor Tengah. Stasiun ini mempunyai ruang VIP yang diduga pernah menjadi ruang tunggu Gubernur Jenderal Hindia Belanda kala itu. Kemegahan stasiun ini terlihat pada ukiran kusen kayunya dan ornamen ulir pada pintu dan ventilasi.
Stasiun Bogor ini dilewati kereta listrik sejak 1930. Kala itu kereta didatangkan dari Swiss, Belanda, Jerman hingga Amerika Serikat.
Bunker zaman Belanda
Enggak disangka pada 2021 lalu ditemukan terowongan dan bunker di bawah stasiun ini. Terowongan ini terbentang dari stasiun Bogor hingga Istana Bogor berbentuk huruf U mengelilingi stasiun.
Disinyalir terowongan ini dibuat pada masa kolonial Belanda dengan kedalaman 3 meter dari permukaan tanah. Bunker yang ditemukan pun setinggi berdiri orang dewasa.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.
