Dalam rangka meningkatkan potensi wisata di Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, sejumlah pemuda di Desa Gampong Baro Sayeung, Kecamatan Setia Bakti setempat mengembangkan ekowisata mangrove sebagai destinasi wisata alam baru dengan luas mencapai 300 hektare.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Ekowisata Mangrove Aceh Jaya Abdul Hadi seperti dikutip dari Antara, Senin (1//2/2021).
Dikatakan bahwa ekowisata tersebut sudah dikembangkan sejak 2017 dan hingga saat ini masih terus dikembangkan.
Menurutnya, pengembangan bakau tersebut diperoleh setelah pihaknya mendapatkan kucuran dana dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2020 sebesar Rp1,1 miliar.
Lebih lanjut lagi, dia menuturkan alokasi dana tersebut dimulai dari pembangunan tempat penyemaian bibit hingga trek atau jalur pejalan kaki.
Pada 2021 ini, pihaknya juga sudah mengusulkan lanjutan pembangunan trek sepanjang 500 meter di kawasan tersebut.
Sebagai upaya peningkatan biaya pemeliharaan dan mendukung pengembangan ekowisata mangrove, pihaknya mengutip biaya masuk sebesar Rp5.000 per orang, sudah termasuk jasa parkir kendaraan bermotor.
Abdu Hadi berharap pengembangan ekowisata mangrove di Aceh Jaya dapat menumbuhkembangkan wisata alam setempat.