Wisata Jogja yang 'Adem Ayem' Terancam Klithih yang Sadis, Sultan: Jangan Dibesar-besarkan

- Selasa, 4 Januari 2022 | 15:28 WIB
Kiri: Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Foto: Antara/Agus Nugroho), kanan: Wisatawan naik andong di kawasan Jalan Malioboro, Kota Jogja, beberapa waktu lalu. (Foto: Abul Muamar)
Kiri: Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Foto: Antara/Agus Nugroho), kanan: Wisatawan naik andong di kawasan Jalan Malioboro, Kota Jogja, beberapa waktu lalu. (Foto: Abul Muamar)

Sudah bukan hal baru lagi bahwa Jogja atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata paling digemari di Indonesia.

Saking digemarinya, tidak jarang orang yang sudah pernah ke Jogja mengungkapkan perasaan kangen dan ingin berkunjung lagi.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Jogja yang katanya "adem ayem" dan "ngangenin" itu mulai terancam dengan keberadaan aksi klithih atau klitih. Para pelaku klithih ini tak segan-segan melukai korban dengan senjata tajam.

Yang bikin tambah meresahkan, para pelaku klithih ini mengincar korban secara acak. Bahkan tidak jarang, mereka melukai korban tanpa alasan apapun, kecuali sekadar unjuk gigi.

Kasus klitih teranyar terjadi pada Senin dini hari, 27 Desember 2021 di  Jalan Kaliurang, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.

Dua remaja bersimbah darah dibacok sekelompok remaja lain. Senjata yang digunakan pelaku antara lain celurit, pecahan botol, dan gergaji modifikasi. Dua remaja berumur enam belas tahun itu terkapar dengan sejumlah luka, demikian mengutip laporan VOA Indonesia.

-
Enam orang diduga klitih saat diaman kan pihak kepolisian (Foto: Istimewa)

Kepala Kepolisian Resor Sleman AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono mengatakan, antara pelaku dan korban tidak saling kenal.

“Untuk modus pelaku sendiri, berawal dari konvoi, lalu ketemu di jalan. Motifnya, karena kolompok ini emosi bertemu, dengan korban,” papar Wachyu, Rabu (29/12/2021) dalam keterangan resmi kepada media di Sleman.

Menurut data di Polda DIY, pada tahun 2021, jumlah kejahatan jalanan meningkat menjadi 58 kasus dengan 102 pelaku ditangkap. Dari jumlah itu, 80 pelaku merupakan pelajar dan sisanya pengangguran. Jika dirata-ratakan, setiap satu minggu satu kejahatan jalanan terjadi di kota yang dipromiskan sebagai daerah adem-ayem sebagai tujuan wisata itu.

Apa Kata Sri Sultan?

-
Wisatawan berfoto di pangkal Jalan Malioboro, Jogja, 17 Agustus 2017 silam, sebelum kawasan Malioboro direnovasi. (Foto: Indozone/ABUL MUAMAR)

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengakui, klithih di wilayahnya mengganggu sektor pariwisata

Dalam dua pernyataan berbeda pada Kamis (30/12) dan Jumat (31/12), Sultan mengaku geram terhadap kasus yang menyerupai begal ini. Namun di sisi lain, dia meminta seluruh pihak untuk tidak membesar-besarkan masalah ini.

“Toh, yang melakukan sudah ditangkap, ya sudah selesai persoalannya,” kata Sultan, Jumat (31/12/2021), seperti dilansir Antara.

Sultan yang hari itu bertemu dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa selama tiga jam, merasa tidak perlu ada "kekuatan lain" di Jogja untuk mengatasi klithih ini.

“Sebetulnya kita punya kesempatan yang sama untuk berkoordinasi. Semoga saja di tahun depan kondisinya bisa jauh lebih baik. Di Jogja ini ya memang adem ayem tentrem, tidak perlulah ada kekuatan-kekuatan lain seperti api dalam sekam,” kata sang raja Keraton Yogyakarta itu.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X