Enggak bisa dipungkiri, di tengah era digital, media sosial ikut membantu penyampaian berbagai informasi. Termasuk info mengenai hari pernikahan. Cukup menuliskan detail acara dan lokasi pernikahan, dalam hitungan detik kamu bisa mengundang teman dan kerabat dengan cepat.
Menyebarkan undangan secara digital memang praktis, enggak memakan biaya dan waktu. Tapi perlu diingat, mengundang dengan cara tersebut masih dianggap kurang sopan, apalagi kalau kamu mengundang orang yang lebih tua.
Makanya, undangan pernikahan dalam bentuk fisik masih sangat diminati. Sama dengan fashion yang selalu berkembang dan mengalami tren musiman, undangan pun serupa.
Pusat undangan pernikahan legendaris di “kolong” Pasar Tebet
Di antara hiruk pikuk Pasar Tebet, Jakarta Selatan, coba kamu sejenak mampir ke area basement-nya. Ternyata ada puluhan kios dan lapak yang selalu sibuk melayani permintaan undangan pernikahan.
Baca Juga: Ternyata Handuk Klub Sepak Bola Dunia dan Undangan Pangeran William-Kate Dibuat di Sini
Kamu bisa menyusuri setiap lorong dan melihat satu persatu desain undangan yang ditawarkan setiap kios dan lapak. Hampir semua pelayanannya sama, lengkap dan ramah. Kamu bisa mencetak dengan desain yang sudah ada atau mencetak sesuai dengan selera, bisa.
Cita, misalnya. Calon pengantin asal Depok, Jawa Barat ini datang bersama sang calon suami untuk mencari desain undangan. Menurutnya, ia belum punya inspirasi desain undangan pernikahan, makanya ia pelan-pelan menghampiri setiap kios undangan untuk mencari inspirasi.
“Belum tahu mau pesan undangan seperti apa. Tapi katanya di sini lengkap desainnya mulai dari yang desain modern sampai tradisional. Banyak yang bilang harga undangan di sini juga murah, makanya penasaran datang ke sini.” Kata Cita sambil memilih satu persatu undangan.
Masing-masing kios menawarkan banyak pilihan undangan. Salah satu kios di pojok sangat menarik perhatian. Kios ini memajang barisan undangan bergambar bunga dengan warna pastel yang lembut. Bahkan ada undangan yang didesain menyerupai bingkai foto, akrilik atau clapperboard yang unik.
Setelah berkeliling dan bertanya ke sejumlah kios, pilihan Cita jatuh pada salah satu kios dengan nama “Harum”. Lokasinya di tengah-tengah basement, bukan di dalam kios tapi hanya berupa lapak dengan satu meja. Meski sederhana, lapak ini menawarkan banyak desain undangan pernikahan kekinian, maupun tradisional.
Untuk harga juga relatif terjangkau. Cita memesan selembar undangan yang didesain lengkap mirip amplop, harganya Rp5 ribu per lembar, tapi karena memesan sejumlah 300 buah, ia mendapat potongan harga menjadi Rp4,500 per lembar.
Menurut Harum, sang pemilik lapak, biasanya ia akan memberikan potongan harga kalau pelanggan memesan undangan minimal 300 lembar. Desain, warna dan bahan undangan juga telah disepakati kedua belah pihak sebelum Harum menentukan harga jual.
Proses cetak undangan biasanya memakan waktu dua sampai tiga minggu, di luar waktu revisi.
“Biasanya revisi dibatasi hingga 2-3 kali, jika lebih dari itu atau ada perubahan total akan dikenakan biaya tambahan biaya lagi.” Ungkap Harum.
