Pengguna Twitter Kabur ke Mastodon: Apa Itu dan Bagaimana Menggunakannya?

- Jumat, 18 November 2022 | 15:34 WIB
Ilustrasi Mastodon. (REUTERS/Dado Ruvic)
Ilustrasi Mastodon. (REUTERS/Dado Ruvic)

Twitter menjadi kacau sejak Elon Musk mengambil alih platforma media sosial berlogo burung biru tersebut. Sekitar setengah karyawan diberhentikan pada akhir Oktober 2022, dan fitur-fitur baru seperti tanda centang abu-abu untuk sumber tepercaya telah dirilis.

Sejak Musk membeli Twitter senilai USD44 miliar (Rp668 triliun), banyak pengguna telah memutuskan untuk meninggalkan medsos tersebut. 

Laporan MIT Technology Review, yang dikutip Indozone, Jumat (18/11/2022) Bot Sentinel, sebuah organisasi yang melacak perilaku akun Twitter, memperkirakan bahwa hampir 900.000 akun Twitter dinonaktifkan antara 27 Oktober dan 1 November.

Beberapa dari mereka yang meninggalkan Twitter dan beralih ke Mastodon, media sosial terdesentralisasi yang dibuat melalui perangkat lunak dengan sumber terbuka.

Baca Juga: Elon Musk Tutup Semua Kantor Twitter, Ada Apa?

Eugen Rochko, pencipta Mastodon mengatakan aplikasi buatannya telah mengalami peningkatan yang signifikan pada 6 November. Layanan tersebut memperoleh 489.003 pengguna baru sejak 27 Oktober dan sekarang memiliki lebih dari satu juta pengguna aktif.

Apa itu Mastodon dan Apa Bedanya dengan Twitter?

Mastodon adalah layanan media sosial gratis yang berfungsi seperti Twitter. Kamu dapat memposting "toots" (bukan tweet/twit), mengikuti orang dan organisasi lain, dan favorit (suka) dan boost (retweet) posting dari orang lain.

-
Ilustrasi Mastodon. (REUTERS/Dado Ruvic)

 

Mastodon dibuat dan awalnya dirilis pada Oktober 2016 oleh Eugen Rochko, CEO dan karyawan tunggal dari organisasi nonprofit Mastodon gGmbH. 

Pada bulan Mei, Rochko menjelaskan nama layanan pengganti untuk "tweet." Dia mengatakan tombol aslinya disebut "publish," tetapi seseorang berkomitmen menjanjikan dukungan seumur hidup untuk Mastodon jika dia mengubahnya menjadi "toot."

Dalam sebuah wawancara dengan Majalah Time, Rochko mengatakan bahwa dia mulai mengembangkan Mastodon ketika dia menyadari bahwa "mampu mengekspresikan diri saya secara online kepada teman-teman saya melalui pesan singkat sebenarnya sangat penting bagi saya, penting juga bagi dunia, dan mungkin itu tidak boleh berada di tangan satu perusahaan yang dapat melakukan apa pun yang diinginkannya."

Bagaimana Bergabung dengan Mastodon?

Mastodon terdiri dari ribuan jejaring sosial, semuanya berjalan di server yang berbeda, atau "instance", yang dapat berkomunikasi satu sama lain melalui sistem yang disebut Fediverse.

Tidak seperti Twitter, Instagram atau TikTok, saat baru mendaftar Mastodon, yang perlu kamu lakukan adalah memilih server.

Baca Juga: Dalam 2 Hari, Elon Musk Cuan Rp7,6 Miliar dari Twitter Blue

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Samsung Galaxy A54 vs A55, Mana Lebih Canggih?

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:30 WIB

Xiaomi Pad 5 Mulai Kebagian Update HyperOS

Minggu, 24 Maret 2024 | 13:30 WIB
X