Ilmuwan atom kembali menggerakkan Jam Kiamat menjadi 90 detik hingga tengah malam, lebih dekat dari sebelumnya. Jam ini mengartikan bahwa kemusnahan Bumi semakin dekat.
Dikutip Reuters, Rabu (25/1/2023) alasan digerakkannya jam itu oleh ilmuwan untuk memperingatkan terkait ancaman dunia dan pemusnahan yang semakin dekat. Jam itu bahkan dianggap sebagai simbol kalau dunia akan berakhir.
Ancaman itu dapat berupa ketegangan politik, senjata nuklir, teknologi, perubahan iklim, atau penyakit pandemi, termasuk salah satunya Covid-19.
Baca juga: Bawa Bomber dan Jet Tempur, AS Bantu Israel Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran
Pengaturan Jam Kiamat
Buletin, sebuah organisasi nirlaba yang berada di Chicago, berisi para ilmuwan atom telah mengatur ulang waktu jam itu setiap tahun untuk mengetahui risiko bencana bagi Bumi.
Dewan ilmuwan dan pakar lainnya dalam teknologi nuklir dan ilmu iklim, termasuk 13 Pemenang Nobel, mendiskusikan peristiwa dunia dan menentukan di mana harus meletakkan jarum jam setiap tahun.
Jam Kiamat (Doomsday Clock) ini dibuat pada 1947 oleh sekelompok ilmuwan atom, termasuk Albert Einstein, yang telah bekerja di Proyek Manhattan untuk mengembangkan senjata nuklir pertama selama Perang Dunia II.
Baca juga: Ngeri! Rusia Siap Angkut Torpedo Nuklir Kapal Selam Pemicu Kiamat untuk Hancurkan Musuh
Pukul berapa sekarang?
Doomsday Clock di tahun 2023 berada pada 90 detik ke tengah malam (kiamat) . Ini adalah pertama kalinya jam itu bergerak lebih cepat sejak 100 detik ke tengah malam pada tahun 2020.
Hal ini karena adanya invasi Rusia ke Ukraina yang menghidupkan kembali ketakutan akan perang nuklir. Lebih dari 75 tahun yang lalu, jam mulai berdetak pada tujuh menit menjelang tengah malam.
Pada 17 menit ke tengah malam, waktu menunjukkan hari kiamat pada tahun 1991, ketika Perang Dingin berakhir dan Amerika Serikat dan Uni Soviet menandatangani Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis yang secara substansial mengurangi persenjataan nuklir kedua negara.
