Virus corona masih menjadi momok menakutkan banyak orang dari berbagai negara. Pasalnya, wabah virus ini begitu cepat menyebar dan menewaskan ribuan orang. Terlepas dari itu, ternyata ada hal yang dinilai lebih menakutkan dari penularan virus itu sendiri, yaitu informasi tentang virus corona yang tak benar adanya alias hoaks.
Saking menakutkannya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat mengeluarkan pernyataan 'infodemic' tentang virus corona. Mereka lebih takut dengan dan khawatir dengan masyarakat yang mendapatkan informasi hoaks tersebut. Pasalnya, informasi hoaks tentang virus corona itu dapat merugikan banyak orang. Bahkan pihak WHO sempat fokus terhadap beberapa isu diskriminatif.
Mengikuti perkembangan zaman dengan berbagai macam teknologi, pihak WHO memiliki cara yang dinilai sangat kekinian untuk memberikan informasi tentang virus corona, yaitu menggunakan aplikasi hiburan TikTok.
Dilansir dari laman Engadget, WHO baru-baru ini memutuskan untuk menggaet TikTok dan membuat video pertama tentang virus corona. Melalui video tersebut, WHO ingin mengurangi risiko penyebaran virus corona.
Dari video tersebut, pihak WHO ingin menjelaskan bagaimana seseorang dapat melindungi diri sendiri dan orang lain terhadap virus corona. Mulai dari cara menggunakan masker dan apakah seseorang perlu memakai masker.
Satu hal penting lagi yang ingin disampaikan oleh pihak WHO pada orang-orang tentang virus corona ialah, seseorang tak perlu menggunakan masker jika tak mengalami gejala.
Tak seperti video TikTok pada umumnya yang menampilkan nyanyian dan tarian, pihak WHO tampil di TikTok dengan gaya layaknya orang yang tengah memberitahukan informasi penting. Meski terkesan kaku, video unggahan dari WHO ini tetap mendapatkan banyak audiens.
we’ve teamed up with @WHO to get you the trusted health info you need pic.twitter.com/If0aqoj9VH
— TikTok (@tiktok_us) February 29, 2020
Video pertama dari WHO tentang virus corona ini bahkan sudah memiliki lebih dari 6,5 juta penonton, sedangkan video kedua punya lebih dari 252.000 penonton.
Gizmodo sendiri menyebutkan bahwa WHO bukanlah organisasi pertama yang menggaet TikTok untuk melawan informasi hoaks. Palang Merah dan Unicef sudah terlebih dahulu bergabung dengan TikTok untuk mencegah penyebaran informasi hoaks.
WHO berharap aplikasi hiburan yang tengah digandrungi banyak kalangan ini bisa menjadi wadah masyarakat, untuk mendapatkan akses tercepat dan terpercaya terkait virus corona.
Thank you, @tiktok_us for your efforts and help to ensure your users are accessing reliable #COVID19 information. Beating the infodemic will help us defeat #coronavirus. https://t.co/cx3QJ6TlMl
— Tedros Adhanom Ghebreyesus (@DrTedros) February 29, 2020
Sementara itu, Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengucapkan terima kasih pada TikTok yang bersedia menerima WHO sebagai wadah terpercaya untuk masyarakat.
"Terima kasih TikTok atas usaha dan bantuan untuk memastikan pengguna kalian mendapatkan informasi yang tepat mengenai COVID-19. Melawan infodemic akan membantu kamu menyelesaikan wabah ini," tulis Tedros di akun Twitter-nya.