Angka Kelahiran Rendah, Jepang Gunakan Teknologi AI untuk Jodohkan Warganya

- Sabtu, 12 Desember 2020 | 18:22 WIB
Ilustrasi aplikasi chat. (Photo/Ilustrasi/Pexels)
Ilustrasi aplikasi chat. (Photo/Ilustrasi/Pexels)

Jepang dikenal dengan negara yang angka kelahirannya cukup rendah. Diketahui, jika jumlah penduduk tidak mengalami peningkatan maka populasi di Jepang diprediksi bisa punah.

Oleh karena itu, pemerintah mulai turun tangan untuk mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi permasalah tersebut. Bukan hanya dengan mendukung warganya punya banyak anak, Jepang bahkan menginisiasi untuk bisa menjodohkan mereka yang masih single dengan teknologi AI (Artificial Intelligence).

Pada tahun 2019, angka kelahiran Jepang hanya mencapai 1,36. Sebagai solusi untuk mendukung warga Jepang agar menikah dan memiliki anak, pemerintah akan menyisihkan dana 2 miliar yen (Rp 2,7 triliun) untuk program yang relevan. Salah satunya mendukung situs kencan yang menggunakan teknologi AI untuk menjodohkan orang.

"Kami secara khusus merencanakan untuk menawarkan subsidi untuk pemerintahan lokal atau proyek-proyek perjodohan yang menggunakan AI. Kami harap dukungan ini akan membantu memulihkan penurunan angka kelahiran nasional," ungkap Yoshihide Suga selaku Perdana Menteri Jepang, dilansir AFP, Sabtu (12/12/2020).

Baca juga: Chipset Flagship Buatan MediaTek Bakal Hadir di Q1 2021 Mendatang!

Situs perjodohan menggunakan teknologi AI atau kepintaran buatan sudah berjalan di Jepang. Dengan teknologi tersebut, orang tidak hanya akan melihat calon pasangan dari penampilan, data diri standar, atau kesamaan hobi. Dikatakan jika mesin bisa menganalisa secara lebih baik sehingga para pencari jodoh bisa menemukan pasangan yang serasi.

Dikatakan jika teknologi AI akan secara mengabaikan hal-hal yang biasanya diperhatikan ketika mencari jodoh seperti usia, penampilan, dan tingkat pendapatan. Sebagai gantinya, mesin akan mencocokan orang-orang single menggunakan 'hasil bagi emosional' untuk mendapatkan calon pasangan dengan kesamaan nilai, kepribadian, dan kepintaran emosi.

Dilaporkan bahwa angka kelahiran Jepang menurun terlebih karena pandemi Corona. Selain itu, data pemerintah pun menunjukkan jika angka pernikahan menurun mungkin juga karena orang-orang tidak bisa bertemu dan menggelar pesta setahun belakangan ini.

Sedikitnya angka kelahiran dan tingginya angka harapan hidup membuat Jepang punya banyak populasi menua. Selain untuk mencegah punahnya populasi, hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah orang produktif yang akan mendominasi industri kerja.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X