Canggih! Kecerdasan Buatan Diproyeksikan Mampu Sembuhkan 30 Penyakit di Dubai

- Rabu, 1 Februari 2023 | 13:15 WIB
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. (FREEPIK/Rawpixel)
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. (FREEPIK/Rawpixel)

Otoritas Kesehatan Dubai (DHA) akan menggunakan kekuatan kecerdasan buatan (AI) di seluruh sistem perawatan kesehatan kota, untuk mengobati 30 penyakit pada 2025 mendatang.

Untuk tahun ini, pihak terkait masih fokus untuk menyembuhkan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), radang usus (IBD), osteoporosis, hiper hipotiroidisme, dermatitis atopik, infeksi saluran kemih, migrain, dan infark miokard (MI), Khaleej Times melaporkan.

Baca Juga: Demi Kurangi Kemacetan, Pemprov DKI Jakarta Akan Pakai Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan memiliki potensi untuk mendiagnosis sebuah penyakit sebelum gejala mulai terlihat pada pasien. Canggih banget kan, guys?

-
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. (FREEPIK/kjpargeter)

Pada penyakit tertentu, faktor ini mampu mendorong pemulihan dan persiapan pasien untuk menghadapi apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Tahun 2024, penyakit yang akan dijadikan focal point antara lain penyakit tukak lambung, rheumatoid arthritis, obesitas dan sindrom metabolik, sindrom ovarium polikistik, jerawat, hiperplasia prostat jinak, dan aritmia.

Setelah itu, di tahun 2025, penyakit-penyakit seperti batu empedu, osteoporosis, penyakit tiroid, dermatitis, psoriasis, PJK/Stroke, DVT, dan gagal ginjal akan menjadi perhatian utama.

Baca Juga: Gawat, Ilmuwan Bilang Artificial Intelligence Bisa Bikin Manusia Jadi Punah!

Kecerdasan Buatan Mampu Cegah Resiko Gagal Jantung

Sebelumnya, laporan dari India Today mengatakan bahwa para peneliti di Israel telah menemukan alat berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), yang dapat membantu pasien penderita myositis, suatu kondisi yang secara mampu meningkatkan risiko gagal jantung.

Alat ini dikatakan dapat memprediksi risiko gagal jantung dengan akurasi tinggi karena memanfaatkan pemindaian EKG melalui algoritma AI.

-
Ilustrasi Kecerdasan Buatan di Dunia Kedokteran. (FREEPIK/Rawpixel)

Menurut informasi terkini, alat AI tersebut sempat menunjukkan pemindaian EKG dan rekam medis dari 89 pasien myositis di tahun 2000 hingga 2020. Algoritma ini selanjutnya menciptakan gambaran pola EKG halus, yang mungkin terkait dengan kemungkinan risiko gagal jantung.

Dokter yang memimpin penelitian tersebut, Dr. Shahar Shelly dari Rambam Healthcare Campus, mengatakan,

“Ini menganalisis pola jantung yang unik bagi mereka, dan dapat mendeteksi lebih dini daripada yang mungkin dilakukan saat ini,” kata Dr. Shahar Shelly.

“Mengingat disfungsi jantung inilah yang sering berakhir dengan kematian, ini dapat menyelamatkan nyawa,” sambungnya.

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

Samsung Galaxy A54 vs A55, Mana Lebih Canggih?

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:30 WIB

Xiaomi Pad 5 Mulai Kebagian Update HyperOS

Minggu, 24 Maret 2024 | 13:30 WIB
X