Platform media sosial Twitter menegaskan pihaknya tak lagi mengizinkan Donald Trump untuk membuat akun baru. Hal itu diungkapkan langsung oleh CFO Twitter, Ned Segal.
"Ini cara kerja kebijakan kami, saat Anda dihapus dari platform, Anda dihapus dari platform. Terlepas apakah Anda komentator, CFO, termasuk mantan atau pejabat publik saat ini," tutur Ned dalam wawancara bersama CNBC.
Ted menjelaskan, Twitter memang membuat kebijakannya untuk memastikan pengguna tak melakukan ujaran kebencian atau ajakan untuk melakukan kekerasan.
Untuk itu, apabila ada akun yang terdeteksi melanggar aturan tersebut, maka mereka tak akan mengizinkan orang tersebut untuk kembali mengakses Twitter.
Sebelumnya, Twitter memang telah mengambil langkah tegas dengan membekukan akun Donald Trump secara permanen pada Januari 2021. Keputusan itu diambil karena kicuan dia dianggap melanggar kebijakan platform.
Menurut perusahaan, setelah melakukan penilaian bahasa dalam twit Donald Trump bulan lalu, Twitter menetapkan kicauan itu telah melanggar kebijakan Glorifikasi Kekerasan sehingga akunnya ditangguhkan permanen.
