Seorang pria berusia 39 tahun memenangkan hadiah utama dalam kompetisi seni rupa Colorado State Fair, untuk karya lukisan yang ia ciptakan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Buntut dari kemenangan itu banyak netizen atau warganet yang protes, karena menilai AI tidak bisa merasakan seni.
Pemenang pada kontes itu adalah Jason Allen. Dia adalah seorang presiden perusahaan game, Incarnate Games berbasis di Colorado, Amerika Serikat (AS).
Ia memenangkan kategori seni digital dengan sebuah karya berjudul “Théâtre D'opéra Spatial” atau 'Space Opera Theatre'.
Seperti judulnya, karya seni ini memperlihatkan ruangan dengan sosok-sosok berjubah yang memandang ke arah cahaya.
Seni lukisan itu dibuat menggunakan Midjourney, yakni perangkat lunak AI yang bisa mengubah petunjuk teks menjadi gambar visual.
Baca Juga: FOTO: Inilah Penampakan Para Cast 'Sri Asih', Mari Diabsen Dulu Yuk!
Versi beta dari perangkat lunak ini sudah tersedia sejak Juli 2022 lalu dan memungkinkan pengguna, meski tak punya keahlian seni, bisa membuat karya seni yang sangat detail.
Midjourney, dalam hitungan menit, dapat membuat karya seni digital yang biasanya memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari.
TL;DR — Someone entered an art competition with an AI-generated piece and won the first prize.
— Genel Jumalon ?? ARTapalooza Cedar Falls (@GenelJumalon) August 30, 2022
Yeah that's pretty fucking shitty. pic.twitter.com/vjn1IdJcsL
Allen pun memamerkan karya seninya yang memenangkan hadiah utama sebesar USD300 (Rp4,4 juta) di Twitter. Hanya saja banyak netizen yang memberikan reaksi keras.
"Ini sangat berkembang. Saya dapat melihat bagaimana seni AI dapat bermanfaat, tetapi mengklaim Anda seorang seniman dengan menghasilkannya? Kayaknya enggak deh," komentar seorang pengguna
