Dua negara tetangga Indonesia diprediksi bisa bertahan jika terjadi perang nuklir, yang akan membuat dunia kelaparan massal.
Melansir Science Alert, Kamis (1/9/2022), saat terjadi perang nuklir Bumi mengalami musim dingin disertai hujan debu. Efek itu juga berdampak pada pertanian.
Para peneliti menggunakan Model Sistem Bumi Komunitas Pusat Penelitian Atmosfer Nasional untuk memprediksi bagaimana pola cuaca dapat berubah dengan penambahan jelaga dan debu yang bergejolak oleh ledakan nuklir.
Baca Juga: Penyebab Kecelakaan Truk Trailer di Bekasi, Polda Metro: Rem Blong
Hal itu akan berpengaruh pada hasil panen dan stok laut, yang membuat 5 miliar orang di seluruh dunia akan kelapran selama dua tahun ke depan.
Namun, untuk negara-negara yang dekat ke khatulistiwa, perang nuklir tidak akan terlalu berdampak. Mereka masih hanya mengalami pengurangan rata-rata kalori hanya kurang dari 10 persen.
Salah satunya adalah Australia. Negeri Kangguru ini masih bisa mendapatkan setidaknya setengah dari kalori mereka dari gandum.
Simulasi yang dilakukan peneliti menemukan bahwa tanaman ini hanya akan terdampak lebih kecil saat terjadi perang nuklir.
Begitu juga dengan Selandia Baru. Pasalnya mereka dianggap bisa menghadapi efek lebih rendah daripada negara-ngara yang bergantung pada tanaman seperti beras.
"Tetapi jika skenario ini benar-benar terjadi, Australia dan Selandia Baru akan kebanjiran pengungsi dari Asia dan negara-negara lain yang mengalami kerawanan pangan," catat para penulis, yang laporannya bisa dibaca lengkap di sini.
