Bebasnya pedangdut Saipul Jamil pada 2 September 2021 lalu, rupanya berbuntut panjang. Komentar positif dan negatif mewarnai kebebesan mantan suami Dewi Perssik ini.
Ada yang mengucap syukur atas keluarnya Ipul panggilan Saipul. Namun, banyak pula yang menyoroti momentum dirinya disambut oleh sejumlah orang saat melangkahkan kakinya keluar dari lapas.
Dalam banyak foto dan video yang beredar, terlihat jika Ipul disambut begitu meriahnya oleh orang-orang bak superstar, padahal dirinya dulu terjerat kasus pencabulan. Hal inilah yang membuat sejumlah pihak geram.
Baca juga: Bebas dari Penjara, Saipul Jamil Ingin Ziarah ke Makam Orangtua dan Keluarkan Album
Terlebih lagi saat wajah Ipul mulai menghiasi sejumlah program acara di stasiun TV. Banyak yang memikirkan nasib korbannya, harus melihat wajah Ipul di TV seolah tak terjadi apa-apa. Hal ini yang kemudian memantik beberapa pihak membuat petisi boikot Saipul Jamil.
Tampak dalam laman change.org, tertera dengan jelas judul petisi "BOIKOT SAIPUL JAMIL MANTAN NARAPIDANA PEDOFILIA, TAMPIL DI TELEVISI NASIONAL DAN YOUTUBE". Dalam laman itu, dijelaskan secara rinci kasus yang menjerat Ipul hingga membuatnya merasakan dinginnya lantai lapas.
"Pada 14 Juni 2016, Pengadilan Negara Jakarta Utara menjatuhkan hukuman 3 tahun kepada Saipul Jamil. Kala itu, hakim menyatakan pedangdut itu terbukti melanggar pasal 292 KUHP tentang perbuatan cabul karena mencabuli korban yang tinggal di rumahnya, dan korban saat itu masih usia dini," keterangan dalam laman itu seperti dilihat INDOZONE.
Petisi yang dibuat tak lama setelah keluarnya Saipul Jamil ini sudah ditandangani kurang lebih 130 ribu orang.
Beragam komentar ditinggalkan netizen dalam laman petisi ini. Komentar pedas dan cibiran untuk Ipul pun terlihat begitu jelas. Mereka menilai, sosok Ipul yang disebut sebagai pedofil tak pantas muncul dan meramaikan dunia entertainment.
"Pelaku pelecehan sexsual tidak pantas tampil di tv nasional," kata kim kai.
"Ybs tdk layak untuk dikasi panggung," ujar Anry Putra.
"Pelaku pelecehan seksual gak pantes dikasih panggung, harus nya dikasih sanksi sosial," ungkap Evi Miftahul Rohmah.
