Sidang mediasi antara keluarga Doddy Sudrajat dan H Faisal terkait dengan hak perwalian Gala Sky kembali di gelar, Rabu (12/1/2022).
Wijayono Hadi Sukrisno, selaku tim kuasa hukum H Faisal, mengungkapkan bahwa hari ini adalah kali kedua mediasi dilakukan. Sayangnya, hasilnya tak berbuah manis alias gagal.
"Agenda sidang pertama tadi adalah mediasi. Mediasi sudah dilakukan dua kali, ini yang kedua, tadi mediasinya gagal. Tidak tercapai perdamaian," ujar Hadi di Pengadilan Agama Jakarta Barat, Rabu (12/1/2022).
Meskipun mediasi di pengadilan tak berhasil, namun pihak H Faisal masih tetap membuka upaya perdamaian di luar pengadilan.
"Namun, baik dari kuasa mereka dan kita tetap membuka perdamaian di luar pengadilan. Proses tetap berjalan, jadi mediasi intinya seperti itu. Jadi mediasi secara resmi sudah gagal," katanya menambahkan.
Baca juga: Ingin Damai, Doddy Sudrajat Tak Hadir di Sidang Mediasi
Selain mediasi, agenda lain yang dilakukan dalam sidang kali ini ialah pembacaan gugatan yang dilayangkan oleh pihak H Faisal kepada pihak Doddy Sudrajat.
"Agenda kedua adalah telah dibacakan dalam permasalahan ini. Jadi masalah perwalian dan hadhonah, penetapan sudah dibacakan, dan gugatan sudah disampaikan kepada pihak lawan melalui majelis," kata Hadi.
Lebih lanjut, agenda ketiga yang dilakukan di PA Jakbar ialah penetapan tanggal agenda selanjutnya yang dilakuka secara e-court.
"Yang ketiga, tadi sudah ditetapkan oleh majelis hakim bahwa persidangan untuk replik, duplik, akan dilaksanakan secara elitigaten atau ecourt, jadi para pihak tidak perlu hadir. Sedangkan kehadiran kita pada saat sidang pembuktian dan saksi, baik dari penggugat dan tergugat mulainya 9 Februari 2022," ucapnya.
Di sisi lain, Sandy Arifin selaku kuasa hukum H Faisal menyebut bahwa pihakya telah membaca usulan perdamaian yang dari pihak Doddy. Hanya saja pihaknya masih menunggu usulan perdamaian itu dikirimkan pihak Doddy secara resmi.
"Jadi tadi kami sudah membaca beberapa usul perdamaian, usulannya ada beberapa poin, hanya kami menyampaikan kepada pihak yang mengajukan perdamaian untuk mengirimkan secara resmi jadi kami tidak mau hanya sekadar hanya membaca," kata Sandy.
"Jadi kami meminta untuk secara resmi, jadi kami belum bisa menyampaikan apa isi dari klausul penawaran atau kesepakatan perdamaian yang disampaikan kepada kami, karena menurut kami itu belum resmi kalau belum dikirimkan," katanya.
