Pabrikan Tesla sering kali mempromosikan diri sebagai kendaraan yang tidak sekadar mobil listrik biasa. Bahkan, Tesla sering memanfaatkan teknologi canggihnya sebagai senjata untuk menarik minat pembeli, salah satunya teknologi layar sentuh berukuran besar yang terdapat di semua model Tesla.
Layar sentuh itu diyakini menjadi pusat pengendalian fitur mobil Tesla seperti menyalakan wiper kaca depan. Dengan begitu, jika para pemilik Tesla ingin menggunakan fitur seperti wiper kaca maka pengendara harus mengalihkan fokus dari jalan ke layar. Hal ini pun membuat pengendara berpotensi terjadinya kecelakaan.
Hal ini terjadi kepada salah seorang pengendara Tesla Model 3. Seperti dikutip dari Motor und Sport, terdapat salah seorang pengendara Tesla Model 3 yang mengalami kecelakaan tunggal dengan menabrak pohon pada Maret 2019 lalu. Kecelakaan itu disebabkan oleh pengendara yang fokus menekan fitur layar sentuh untuk menggunakan wiper kaca.
Untungnya, pengendara Tesla itu tidak alami cedera luka. Akan tetapi, pihak berwenang kasus ini sebagai mengemudi yang salah. Atas kejadian itu, pengemudi dikenakan denda 200 Euro atau Rp 3.4 jutaaan dan polisi menangguhkan SIM pengendara selam sebulan.
Melihat hal itu, pengendara tidak menerima keputusan polisi dan terus berjuang di jalur hukum. Namun, hal tersebut sia-sia dikarenakan hakim telah sepakat dengan polisi.
Pengadilan Tinggi Regional di Karlsruhe bahkan menetapkan layar sentuh Tesla sebagai potensi terjadinya kecelakaan. Di sisi lain, pengemudi mengklaim bahwa layar sentuh juga berfungsi sebagai speedometer. Tapi, pengdilan tidak setuju dikarenakan menyalakan wiper membutuhkan proses waktu yang tidak sebenter dikarenakan harus memilih fungsi pada menu.
