Atasi Perubahan Iklim, Jokowi Perintahkan Hal Ini ke BMKG 

- Senin, 8 Agustus 2022 | 14:10 WIB
Tangkapan layar - Presiden Jokowi menyampaikan sambutan secara daring di Rapat Koordinasi Nasional BMKG 2022 dipantau di Jakarta, Senin (8/8). (ANTARA/Indra Arief)
Tangkapan layar - Presiden Jokowi menyampaikan sambutan secara daring di Rapat Koordinasi Nasional BMKG 2022 dipantau di Jakarta, Senin (8/8). (ANTARA/Indra Arief)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, sekarang ini seluruh dunia sedang menghadapi tantangan perubahan iklim. Bahkan dia sangat menyoroti perihal suhu terpanas terjadi pada 7 tahun terakhir.

Hal ini dikatakan Jokowi saat membuka Rakonas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Senin (8/8/2022).

“Kita menghadapi tantangan perubahan iklim yang berada pada kondisi yang kritis. World meteorological organization menyatakan indikator perubahan iklim dan dampaknya di tahun 2021 makin memburuk di mana 7 tahun terakhir telah menjadi 7 tahun dengan suhu terpanas,” kata Jokowi.

Jokowi bilang hal ini pun menjadi tantangan nyata bagi Indonesia, sekaligus menjadi isu prioritas. Apalagi hal ini memberikan dampak sangat luas dan multi sektoral.

“Dampaknya, sangat luas, multi sektoral. salah satunya terkait bencana alam dan ketahanan pangan. FAO menyebutkan lebih dari 500 juta petani usaha kecil yang memproduksi lebih dari 80% sumber pangan dunia merupakan kelompok yang paling rentan terhadap perubahan iklim,” tuturnya.

Oleh sebab itu, Jokowi menyatakan dampak dari perubahan iklim ini sangat serius. Sehingga perlu memiliki kebijakan dan sistem yang teruji dan tangguh untuk menjamin ketahanan pangan secara merata  dan berkesinambungan serta sistem peringatan dini ketika bencana akan terjadi.

BMKG punya peran sangat  strategis untuk mewujudkannya, khususnya terkait monitoring prediksi dan peringatan dini kondisi cuaca serta iklim ekstrim. ini sangat membantu utk perumusan strategi pencegahan dan penanggulangan,” urai Jokowi.

Jokowi turut memerintahkan BMKG agar dapat mengidentifikasi risiko dari iklim dan dampaknya secara menyeluruh. 

“Mengidentifikasi, adaptasi apa saja yang bisa kita  lakukan, meningkatkan kapasitas sdm dan peralatan untuk permodelan cuaca  dan iklim yang menggabungkan informasi dari teknologi satelit, memperkuat layanan informasi BMKG dan literasi terutama di wilayah  pertanian dan perikanan sehingga petani dan nelayan bisa mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrim,” tuturnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X