Pertama Dalam Sejarah, Harga Minyak WTI Anjlok dan Berakhir Negatif

- Selasa, 21 April 2020 | 08:49 WIB
Ilustrasi Rig Lepas Pantai (phe.pertamina.com)
Ilustrasi Rig Lepas Pantai (phe.pertamina.com)

Fakta unik baru saja terjadi, dimana harga minyak mentah berjangka AS berubah negatif pada Senin (20/4/2020) untuk kali pertama dalam sejarah. Harga minyak berjangka AS itu mengakhiri hari di minus US$37,63 per barel ketika pedagang banyak menjual, sebagai akibat dari ruang penyimpanan di Cushing, Oklahoma, terisi dengan cepat.

Minyak mentah Brent, patokan internasional, juga merosot, tetapi kontrak itu tidak anjlok begitu parah karena lebih banyak tempat penyimpanan yang tersedia di seluruh dunia.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Mei, patokan Amerika Serikat, merosot US$55,9, atau 306%, untuk ditutup dengan diskon US$37,63 per barel setelah menyentuh titik terendah sepanjang masa, minus US$40,32 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Senin (20/4/2020) atau Selasa (21/4/2020) pagi WIB. Sementara, Brent menyusut USD2,51, atau 9%, menjadi USD25,57 per barel.

"Penyimpanan terlalu penuh bagi spekulan untuk membeli kontrak ini, dan aktivitas penyulingan berada di tingkat yang rendah karena kita belum menghapus perintah tetap di rumah di sebagian besar negara itu," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

"Tidak banyak harapan bahwa segalanya akan berubah dalam 24 jam," sambungnya.

Permintaan fisik minyak mentah mengering, menciptakan kelebihan pasokan global karena miliaran orang tinggal di rumah untuk memperlambat penyebaran virus korona.

Penyulingan memproses minyak mentah jauh lebih sedikit dari biasanya, sehingga ratusan juta barel menyembur ke fasilitas penyimpanan di seluruh dunia. Pedagang menyewa kapal hanya untuk berlabuh dan mengisinya dengan minyak berlebih. Rekor 160 juta barel terjebak di tanker di seluruh dunia.

"Stok minyak mentah AS di Cushing, titik pengiriman bagi WTI, naik 9% dalam sepekan hingga 17 April, dengan total sekitar 61 juta barel," kata analis pasar, mengutip laporan Genscape, Senin (20/4/2020).

-
Ilustrasi Tambang Minyak. (REUTERS/Vasily Fedosenko)

Kontrak WTI untuk pengiriman Juni diperdagangkan lebih aktif dan ditutup pada level yang jauh lebih tinggi, US$20,43 per barel. Spread antara Mei dan Juni pada satu titik melebar ke posisi US$60,76, terlebar dalam sejarah bagi dua kontrak bulanan terdekat itu.

Dengan perdagangan harga minyak AS di wilayah negatif, itu berarti penjual harus membayar pembeli untuk kali pertama saat mengambil minyak berjangka. Namun, tidak jelas apakah itu akan mengalir ke konsumen, yang biasanya melihat harga minyak yang lebih rendah diterjemahkan ke dalam harga bensin yang lebih rendah di SPBU.

"Biasanya ini akan merangsang ekonomi di seluruh dunia," kata John Kilduff, mitra di hedge fund Again Capital LLC, New York.

"Ini biasanya akan lebih baik bagi tambahan 2% pada PDB. Kita tidak melihat hal itu karena tidak ada yang membelanjakan uangnya untuk membeli bahan bakar," sebutnya.

Investor menalangi kontrak Mei sebelum kadaluarsa, karena kurangnya permintaan untuk minyak aktual. Ketika kontrak berjangka berakhir, pedagang harus memutuskan apakah akan mengambil pengiriman minyak atau menggeser posisi mereka ke dalam kontrak berjangka lainnya untuk bulan berikutnya.

Biasanya proses tersebut relatif tidak rumit, tetapi kali ini ada sedikit rekanan yang akan membeli dari investor dan menerima pengiriman minyak. Penyimpanan mengisi dengan cepat di Cushing di Oklahoma, dimana minyak mentah dikirim.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X