WNI di AS Mendapat Intimidasi di Tengah Kerusuhan Berlatar Rasisme, Begini Ceritanya

- Minggu, 31 Mei 2020 | 14:36 WIB
Seorang pengunjuk rasa mengacungkan kepalan tangannya di depan polisi saat reli protes atas kematian George Floyd saat ditahan oleh polisi Minneapolis, di Columbia, South Carolina, Amerika Serikat. (ANTARA/REUTERS/Sam Wolfe)
Seorang pengunjuk rasa mengacungkan kepalan tangannya di depan polisi saat reli protes atas kematian George Floyd saat ditahan oleh polisi Minneapolis, di Columbia, South Carolina, Amerika Serikat. (ANTARA/REUTERS/Sam Wolfe)

Aksi demonstrasi pascakematian George Floyd yang berlatar belakang rasisme berujung kerusuhan di sejumlah wilayah Amerika Serikat (AS). Bahkan, kini orang-orang berwajah Asia menjadi sasaran rasis selanjutnya diikuti tindakan intimidasi.

Pengalaman kurang menyenangkan dibagikan oleh seorang Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Suci Marliani yang kini berada di New York, AS. Saat itu, dia ingin menaiki kereta di salah satu stasiun. 

Namun, tiba-tiba dia didorong oleh seorang wanita berkulit hitam sambil meneriakkan kata-kata yang tidak mengenakan. Bahkan, dengan nada kasar si wanita tersebut memaki Suci dan memintanya untuk meninggalkan AS.

"Well saat orang-orang di sini pada demo anti-rasis, kita baru aja merasakan sendiri pengalaman rasisnya orang-orang Amerika. Jujur ini pertama kali sih kita mengalami sendiri setelah 1,5 tahun tinggal di sini," ucap Suci saat dihubungi Indozone, Minggu (31/5/2020).

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Suci Marliani (@sucimarliani07) on

Dia menceritakan, saat ini banyak orang-orang berwajah Asia di AS yang menjadi korban rasis dan diteriaki para pendemo.

"Banyak banget memang orang Asia khususnya China di sini yang sering kena sasaran rasis," tutur Suci.

Suci juga menceritakan, bagaimana kondisi terkini di New York. Menurutnya, saat ini pendemo melakukan longmarch sambil meneriakan kata-kata stop rasisme. Namun, hari ini jumlah pendemo lebih banyak dan mereka juga melakukan tindakan anarkis.

"Hari ini yang demo lebih banyak dan mereka mulai rusuh juga dengan membakar-bakar mobil polisi," kata jebolan Puteri Indonesia Intelegensia dan Persahabatan tahun 2017 itu.

Kini, lanjut Suci, polisi masih mengawal aksi demonstrasi di New York dengan menerjunkan personel yang cukup banyak.

"Sebenernya polisi yang berjaga banyak juga. Mereka tadi sampai mengerahkan dua helicopter untuk berjaga-jaga dari udara di atas para pendemo," urainya.

Seperti diketahui, aksidemo dan kerusuhan di AS terjadi setelah George Floyd, seorang pria berkulit hitam tewas dalam upaya penangkapan yang dilakukan Petugas kepolisian Minneapolis, Minnesota, AS bernama Derek Chauvin bersama tiga rekannya, pada Kamis (28/5/2020).

Derek Chauvin kemudian ditangkap dan dituntut pasal pembunuhan atas kasus penangkapan yang menewaskan George Floyd, pada Jumat (29/5/2020).

Gubernur Minnesota Tim Walz sempat meminta masyarakat agar menghentikan aksi protes yang disertai kekerasan, termasuk pembakaran gedung dan area khusus kepolisian, serta penjarahan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X