Buntut kasus pedagang durian yang berjualan di pinggir jalan RE Martadinata, Desa Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda, kini pihak keluarga telah menyampaikan permintaan maafnya.
Permintaan maaf itu disampaikan oleh abang kandung pedagang durian, lantaran usai marah-marah dan mengancam wartawan, pedagang itu kabur.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pedagang durian yang diketahui bernama Anto itu melarikan diri usai mendapat panggilan dari anggota Polres Samarinda.
Alhasil, abang Anto yang datang ke pos Patwal Satlantas Polresta Samarinda di simpang Jalan Slamet Riyadi-Meranti, Samarinda, untuk menyampaikan permintaan maaf atas kelakuan adiknya.
"Kami minta maaf sama semuanyalah, mulai dari wartawan, kepolisian sama satpol PP, sama masyarakat. Banyak-banyak minta maaf atas kesalahan kemarin. Ia dia (Anto) adik kandung saya sendiri," kata pria tersebut, seperti dikutip Indozone, Selasa (18/5/2021).
Abang Anto juga menjelaskan sebenarnya tak ada izin dari pihak berwajib mengenai dagangan tersebut. Hal itu memang kerap mereka lakukan jika di hari-hari besar saja.
"Kalau izinnya memang gak ada pak, itu atas kemauan sendiri. Jadi itukan biasanya mulai dari tahun 2006, apabila habis hari raya, idul adha, natal, tahun baru, kami selalu keluar kesitu," jelas abang Anto.
Seperti yang diketahui sebelumnya, pedagang durian marah-marah terhadap seorang wartawan yang hendak mengambil gambar jalanan yang macet di Jalan RE Martadinata, Desa Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda.
Pedagang durian yang mengenakan celana jins hitam dan kaos berwarna biru dongker, marah-marah ke wartawan karena tidak terima dagangannya difoto.