Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya sore tadi menggelar proses rekonstruksi kasus penusukan salah satu pendukung paslon Makassar di Jakarta. Dalam rekonstruksi itu ada sebanyak 25 adegan yang dipraktekkan.
"Sore ini kita melaksanakan rekonstruksi kasus penusukan di Jakarta Pusat," kata salah satu penyidik memimpin proses rekonstruksi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (13/11/2020).
Proses rekonstruksi itu dihadiri langsung oleh para tersangka. Mereka juga memerankan adegan mereka masing-masing.
Adegan per-adegan rekonstruksi itu dimulai saat salah satu tersangka memperlihatkan video yang menjadi akar masalah ke tersangka lainnya. Mereka pun merencanakan proses penikaman terhadap korban.
Singkat cerita, proses eksekusipun berlangsung. Para tersangka mulai membagi perannya mulai dari mengamati hingga menjadi joki untuk membawa eksekutor penusukan.
"Tersangka AM lebih dulu memastikan ke tersangka R agar tetap berada di posisinya," kata penyidik.
Kemudian, tersangka AM mulai beraksi dengan cara lebih dulu mendekati korban dari arah belakang sambil memeang sebilah pisau. Adegan penusukan pun terjadi dan tersangka menusuk korban sebanyak satu kali sebelum akhirnya melarikan diri.
"Adegan selanjutnya, tersangka AM berjalan pelan-pelan ke arah korban dan menusuk korban dengan sajam. Kemudian tersangka AM berlari ke arah tersangka R dan kemudian melarikan diri meninggalkan korban," beber penyidik.
Dalam rekonstruksi ini, ada sebanyak 25 adegan dipraktekan oleh para tersangka. Proses rekontruksi itu pun tidak berlangsung lama.
Seperti diketahui, insiden penusukan itu terjadi pada Sabtu (7/11) malam saat korban hendak mengikuti acara debat Pilwalkot Makassar disalah satu stasiun TV swasta di Palmerah, Jakarta Pusat. Korban ditusuk oleh orang tidak dikenal saat itu.
Usut demi usut paslon bernama Munafri Arifuddin-Rahman Bando menyebut sosok orang yang ditusuk merupakan pendukung mereka. Dalam kasus ini Polda Metro Jaya berhasil menangkap lima dari tujuh pelaku penusukan.
Motif para tersangka melakukan aksi penusukan hanya karena kesal dengan video milik korban. Video itu dianggap para pelaku menjelek-jelekkan kelompoknya.
