Viral Wanita Berhijab Dilecehkan di Bandara AS, Diminta Buka Celana saat Pemeriksaan

- Rabu, 24 Juni 2020 | 10:51 WIB
Wanita yang mengalami pelecehan seksual saat pemeriksaan di bandartara. (Instagram/@justiceforgeorgefloyd)
Wanita yang mengalami pelecehan seksual saat pemeriksaan di bandartara. (Instagram/@justiceforgeorgefloyd)

Viral sebuah foto yang memperlihatkan seorang perempuan berhijab yang disebut-sebut telah mengalami pelecehan saat menjalani pemeriksaan di bandara Amerika Serikat.

Kisah ini dibagikan oleh akun Instagram @justiceforgeorgefloyd pada 23 Juni 2020 lalu. Pada caption postingan tersebut dijelaskan bahwa wanita itu bernama Zainab Merchant (27). Merchant disebut mendapat perlakuan kurang pantas dari petugas yang memeriksanya saat itu di bandara Boston, ia disuruh menurunkan celananya saat pemeriksaan fisik.

"Wanita ini dipaksa menurunkan celananya menjelang pemeriksaan fisik di Bandara Boston. Bagian pribadinya bahkan ditepuk di depan umum," demikian isi dari caption tersebut.

Diceritakan juga bahwa petugas meminta Merchant untuk menurunkan celana dalamnya. Namun, Merchant menolaknya dan mengatakan bahwa dirinya sedang menstruasi. Petugas kemudian mengancam akan menangkap Merchant jika tak mau menuruti perintah.

Lalu, benarkah kabar tersebut?

Ternyata, insiden ini terjadi pada tahun 2017. Insiden ini baru ramai diperbincangkan setelah Merchant membuat laporan ke American Civil Liberties Union (ACLU) pada Agustus 2018.

Dilansir dari Global News, Merchant merupakan lulusan dari universitas ternama Harvard. Dia juga merupakan pendiri dari situs Zrights Studios.

Kepada ACLU, ia meminta penjelasan mengapa ia harus selalu menjalani prosedur pemeriksaan yang ketat oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri, Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) dan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) Amerika.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Justice for George Floyd (@justiceforgeorgefloyd) on

Menanggapi hal tersebut, ACLU kemudian memberikan penjelasan bahwa pemeriksaan tersebut dilakukan karena Merchant dicurigai ada dalam daftar pengawasan federal.

Merchant mendapatkan pemeriksaan ketat sejak September 2016. Dia seringkali harus menunggu waktu lebih lama untuk bisa melakukan perjalanan karena menunggu izin.

Saat memasuki Kanada, ia mengaku tak memiliki masalah. Namun, masalah muncul ketika ia hendak kembali ke Amerika dari Kanada.

Di situ, petugas memeriksanya dan membuka isi tasnya di tempat umum, hal ini termasuk pakaian dalam.

Merchant dicecar sejumlah pertanyaan. Salah satunya adalah soal apakah ia merupakan pendukung ISIS atau tidak. Dalam pemeriksaan tersebut, petugas meminta membuka celananya.

"Begitu berada di dalam ruangan, petugas wanita kedua menepuk Merchant, mengangkat bajunya untuk melihat jahitan di perutnya, dan mengecek di daerah selangkangannya. Petugas kemudian meminta Merchant untuk membuka celananya. Karena ketakutan, dia melakukannya, memperlihatkan pembalut menstruasinya," demikian penjelasan ACLU.

Halaman:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X