Dosen UGM: Hagia Sophia Diubah Jadi Masjid Adalah Bukti Presiden Erdogan Pamer Kekuasaan

- Rabu, 15 Juli 2020 | 16:20 WIB
Spanduk pemilu bergambar Recep Tayyip Erdogan, dengan latar Hagia Sophia, terlihat di Istanbul, Turki, Kamis (28/3/2019). (ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer)
Spanduk pemilu bergambar Recep Tayyip Erdogan, dengan latar Hagia Sophia, terlihat di Istanbul, Turki, Kamis (28/3/2019). (ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer)

Pengamat Timur Tengah Universitas Gadjah Mada (UGM) Siti Mutiah Setiawati menilai penetapan kembali museum Hagia Sophia menjadi masjid merupakan bukti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin memamerkan kekuasaannya di mata dunia, khususnya Eropa.

Mutiah juga menilai Erdogan ingin membalas perlakuan negara Eropa yang menolak Turki bergabung dengan Uni Eropa.

"Jadi semacam 'show of force' atau unjuk kekuasaan pada dunia yang bisa dia miliki adalah dengan mengubah Hagia Sophia," kata Mutiah di Yogyakarta, Rabu. (15/7/2020).

Menurut Mutiah, kendati menuai protes dari sejumlah negara, langkah yang ditempuh Erdogan legal karena bangunan itu berada di wilayah Turki. Apalagi, Pengadilan Tinggi Turki juga telah membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi museum.

Berdasarkan kronik sejarahnya, pada masa kekuasaan Turki Usmani di bawah Muhammad al-Fatih atau Mehmet II, Hagia Sophia yang dibangun sebagai gereja oleh Kaisar Bizantium, diubah fungsinya menjadi masjid.

Setelah Turki dipimpin Mustafa Kemal Ataturk yang sekuler, Hagia Sophia kemudian berubah menjadi museum pada 1934.

Peristiwa itu menurutnya merupakan kebalikan dari Masjid Cordoba yang merupakan peninggalan kejayaan peradaban Islam masa kekuasaan Kekhalifahan Umayyah di Spanyol yang diubah fungsinya menjadi Katedral.

"Dunia saat itu tidak ada yang protes. Tapi mengapa Hagia Sophia ini kok kemudian diprotes? Padahal sudah lama menjadi museum dan berada di wilayah teritori Turki," ujar dosen Pascasarjana Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM ini.

Selain itu, Mutiah menilai upaya pengubahan Hagia Sophia menjadi masjid adalah untuk memperoleh legitimasi politik dari akar rumput masyarakat Turki yang mayoritas Muslim.

Lebih dari itu, ia menduga Erdogan justru berusaha membuat sesuatu yang bisa dikenang oleh rakyat Turki pada masa akhir kepemimpinannya.

"Kan orang itu ada masa puncak kejayaan. Jadi saya kira Erdogan sudah pada puncaknya. Dia ingin meninggalkan sesuatu bagi rakyatnya," kata dia.

Adapun Erdogan menetapkan secara resmi Hagia Sophia sebagai masjid dan ibadah pertama di bangunan bekas katedral itu akan berlangsung pada 24 Juli 2020.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X