Kemenlu Bakal Dalami Dugaan Penganiayaan yang Menimpa ABK Indonesia Hingga Tewas

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 16:25 WIB
Kiri: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Handout Kemlu RI). Kanan: Petugas menurunkan ABK yang diduga jadi korban penganiayaan. (ANTARA News/Afra Augesti/Dudy Yanuwardhana/Sizuka)
Kiri: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Handout Kemlu RI). Kanan: Petugas menurunkan ABK yang diduga jadi korban penganiayaan. (ANTARA News/Afra Augesti/Dudy Yanuwardhana/Sizuka)

Beberapa waktu lalu, publik digegerkan dengan kematian soerang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia, yang ditemukan meninggal dunia di atas kapal milik Tiongkok. Terkait dengan kasus ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa pihaknya akan mendalami dugaan eksploitasi yang dialami ABK.

ABK itu diduga meninggal dunia karena jadi korban penganiayaan para awak kapal. Informasi itu di dapat, setelah adanya aduan dari masyarakat kepada Bakamla RI pada tanggal 6-7 Juli 2020.

Dari laporan itu, diduga ada tindak kekerasan yang dialami oleh ABK Indonesia, yang bekerja di kapal Lu Qian Yuan Yu 117 dan Lu Qian Yuan Yu 118.

Bermodal dari laporan itu, Bakamla bersama Polri dan TNI AL kemudian melalukukan pencegatan terhadap kapal asing yang berada di  teritorial Indonesia dan dibawa ke pangkalan TNI Batam. 

-
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. (ANTARA/HO-Kemlu RI)

"Dari hasil pemeriksaan awal di kedua kapal tersebut ditemui situasi adanya satu awak kapal WNI yang meninggal dunia di kapal Lu Qian Yuan Yu 118," ucap Retno saat konferensi pers secara virtual, Jumat (10/7/2020).

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ditemukan adanya dugaan kekerasan dan eksploitasi yang dialami oleh para ABK Indonesia di kapal itu.

"Jadi ini sekarang dalam proses," jelas Retno.

Retno menjelaskna, seorang ABK bernama Yadi dai Lampung, ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di kapal China Lu Qian Yuan Yu 117.

-
Salah satu kapal berbendera China yang di dalamnya terdapat satu ABK meninggal dunia, berhasil diamankan tim gabungan di perbatasan Indonesia-Singapura, Rabu (8/7). (ANTARA/HO)

Jasad Yadi kemudian dipindahkan ke apal Lu Qian Yuan Yu 118 bersamaan dengan proses pengiriman cumi. Berdasarkan pengaduan yang disampaikan kepada Pengelola Fisher Centre Bitung, Yadi meninggal dunia karena kerap mendapat perlakuan tak manusiawi.

"Walaupun sudah banyak korban, perlakuan yang diterima oleh ABK Indonesia di kapal China tidak berubah," ungkap Pengelola Fisher Centre Bitung, dan juga manajer lapangan SAFE Seas DFW Indonesia, Laode Hardiani dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/7/2020). 

Dalam laporan itu juga tertera, Yadi meninggal dunia karena mengalami kekerasan. Salah satu tendangan kapten kapal bahkan mengenai dada Yudi, hingga akhirnya ia jatuh sakit.

"Setelah pemukulan itu Yadi langsung jatuh sakit, ironisnya lagi pada saat sakit Yadi tidak diberi makan, ketika kondisi sudah kritis baru diberi roti dan susu," jelasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X