Cegah Pencurian Ikan, Kapal Perang TNI Dinilai Harus Diprioritaskan

- Sabtu, 31 Oktober 2020 | 15:31 WIB
Ilustrasi kapal pencari ikan. (Pexels/Freestocks.org)
Ilustrasi kapal pencari ikan. (Pexels/Freestocks.org)

Beberapa insiden pencurian ikan berulang kali terjadi di perairan Indonesia yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dari negara tetangga. Sikap tegas pemerintah Indonesia dalam menangani kasus seperti ini sudah sering terlihat dengan menenggelamkan kapal pencuri ikan.

Pengajar sekolah pasca sarjana Universitas Nasional, Irman G Lanti memberikan pandangannya mengenai intensnya aksi pencurian ikan. Irman menilai memang Indonesia terlihat tegas dengan menindak kapal-kapal pencuri ikan tersebut.

"Soal ketegasan laut Natuna Utara sudah kita lihat tindakan pemerintah sudah terjadi instruksi dua kali setiap tahun nelayan Tiongkok coba masuk tetapi kita berhasil halau keluar entah apakah mereka keluar karena berhasil ambil ikan atau kapalnya sudah penuh lalu mereka keluar," kata Irman dalam diskusi bertajuk 'Setelah Suga dan Pompeo Bertandang' yang disiarkan live di radio, Sabtu (31/10/2020).

Irman mengatakan tindakan tegas menunjukkan penenggelaman kapal pencuri ikan disebutnya sangat gagah di dalam negeri. Namun menurutnya di luar negeri tindakan seperti itu hanya menampilkan tindakan bullying.

"Kita banyak menangkap nelayan Vietnam dan Thailand dan ditenggelamkan dan sebagainya. Walaupun kita terlihat gagah di dalam negeri tetapi kalau di Asia kita terlihat kita bully," beber Irman.

Selanjutnya mengenai alutsista TNI semisal kapal penjaga perairan, Irman menyebut negara harus memprioritaskan alutista kapal untuk TNI. Sebab seringkali kapal perang TNI yang berjaga di perairan Indonesia hanya berhadapan dengan kapal penjaga perbatasan pantau di negara tetangga.

"Saya lihat agak lucu dan agak tragis bahwa kita sebagai negara kepulauan terbesar di dunia kita punya Angkatan Laut yang armada terbesarnya cuma (kapal) fregat. Fregat itu istilahnya laut di dalam saja sedangkan kita punya wilayah perbatasan laut yang sangat besar," kata Irman.

Irman mengatakan TNI hanya memiliki sekitar tujuh hingga delapan kapal fregat. Kapal itu kerap dihadapkan dengan kapal-kapal dengan besaran yang serupa dimiliki negara tetangga.

"Kapal kita Angkatan Laut dihadapi kapal pantai laut Tiongkok sana itu sama-sama fregat, itu sangat sedikit menyedihkan. Kita harusnya punya wibawa punya kapal kapal yang besar sehingga kalau berhadapan dengan fregat Tiongkok kita lebih berwibawalah," kata Irman.

Menurutnya Indonesia harus memprioritaskan TNI dalam hal alutsista kapal. Sebab, masih banyak wilayah di Indonesia yang harus khususnya laut yang perlu dijaga.

"Harus dipenuhi segera dengan memberi prioritas ke Angkatan Laut dan Udara. Perbatasan kita luas dan kita harus patroli itu walaupun kita tidak memiliki kekuatan. Ini harus jadi urgensi tidak hanya di laut China Selatan kita punya maslah tapi di laut Sulawesi di laut utara Papua terutama pencurian ikan yang terjadi disana," pungkas Irman.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X