Presiden Jokowi Minta Perguruan Tinggi Relaksasi Kurikulum Jadi Lebih Fleksibel

- Selasa, 3 November 2020 | 18:13 WIB
Presiden Jokowi. (Photo/Dok. Kemensetneg)
Presiden Jokowi. (Photo/Dok. Kemensetneg)

Agar mampu menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni dan berdaya saing, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada perguruan tinggi untuk mengubah kurikulum yang selama ini kaku jadi fleksibel.

Hal itu disampaikan saat meluncurkan program Merdeka Belajar Episode 6 bertema Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi di Jakarta, Selasa (3/11/2020) secara virtual.

“(Perguruan tinggi) membuka diri terhadap paradigma-paradigma baru dan cara-cara yang lebih responsif dari mono menjadi multi, dari mono menjadi inter bahkan transdisipliner,” katanya, dilansir dari Antara, Selasa (3/11/2020).

Selain itu, Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa perguruan tinggi juga perlu mengubah orientasi theory building menjadi problem solving, dan impact making. Ia meminta para dosen harus memfasilitasi para mahasiswa untuk belajar kepada siapa saja, melalui media apa saja dan dilakukan kapan saja.

“Perguruan tinggi yang baik adalah yang membangun ekosistem merdeka belajar dan memanfaatkan materi serta media yang terbuka luas. Standar normalitas baru tersebut juga harus dirumuskan dari berbagai kebijakan,” kata dia.

Menurutnya, perlu adanya kebijakan indikator utama untuk performa (key performance indicators) dosen, kebijakan program prioritas perguruan tinggi beserta alokasi anggaran, infrastruktur, hingga berbagai standar prosedur operasional (standard operating procedure/SOP).

"Demikian pula halnya di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, berbagai standar normalitas baru harus dirumuskan," imbuh Presiden.

“Inovasi-inovasi dengan memanfaatkan hal tersebut harus dikejar oleh perguruan-perguruan tinggi di Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa,” jelasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X