Guru SD dan SMP di Surabaya Mulai Adaptasi Kebiasaan Baru Sekolah Tatap Muka

- Senin, 23 November 2020 | 08:45 WIB
Simulasi adaptasi kebiasaan baru sekolah tatap muka di salah satu sekolah di Kota Surabaya. (ANTARA/HO/Humas Pemkot Surabaya)
Simulasi adaptasi kebiasaan baru sekolah tatap muka di salah satu sekolah di Kota Surabaya. (ANTARA/HO/Humas Pemkot Surabaya)

Para guru Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Surabaya, Jawa Timur, diminta beradaptasi dengan kebiasaan baru sekolah tatap muka, dengan mulai masuk sekolah pada Senin (23/11/2020).

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menjelaskan, hal itu berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Surabaya Nomor: 800/10371/436.7.1/2020 tentang Pengaturan Kerja di Kantor.

"Mulai hari ini, guru SD dan SMP di Surabaya kembali masuk ke sekolah. Ini dilakukan dalam rangka persiapan pelaksanaan sekolah tatap muka," kata Febriadhitya seperti dikutip Antara.

Baca Juga: Dikabarkan Sakit dengan Gejala Covid-19, Habib Rizieq Shihab Akan Jalani Tes Swab Mandiri

Dia menambahkan, selain surat edaran wali kota, ada keputusan SKB (Surat Keputusan Bersama) menteri yang menyatakan bahwa kewenangan terhadap pelaksanaan sekolah tatap muka itu dikembalikan kepada pemerintah daerah masing-masing.

"Itu sebagai langkah awal yaitu dengan memasukkan seluruh guru baik negeri maupun swasta SD dan SMP untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah," tutur dia.

Menurut Febri, jika sebelumnya tenaga pendidik melakukan work from home (WFH), yakni kegiatan belajar mengajar secara daring dari rumah, namun dengan mulai masuknya guru SD dan SMP ini menjadi langkah awal persiapan melakukan adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Terhadap para guru ketika nantinya setelah sekolah-sekolah yang akan diverifikasi maupun di asesmen oleh tim satgas Covid-19, juga Dinas Pendidikan maupun Dinas Kesehatan mana-mana yang bisa untuk pelaksanaan sekolah tatap muka maka akan segera dilaksanakan pelaksanaan sekolah tatap muka," paparnya.

Kendati demikian, bagi para guru SD-SMP atau karyawan di sekolah yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta, Pemkot Surabaya mengimbau untuk tetap melakukan WFH atau bekerja dari rumah.

"Di dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Pemkot Surabaya terkait untuk guru masuk semua, itu ada batasan-batasan. Tentunya para guru yang memiliki penyakit bawaan ataupun komorbid itu untuk sementara tetap melaksanakan WFH," ujarnya.

Terkait fungsi pengawasan, Febri mengatakan, Dinas Pendidikan sudah menyediakan laman aplikasi Sistem Informasi Aplikasi Guru Surabaya (SIAGUS). Nantinya, semua aktivitas baik absen maupun kegiatan belajar mengajar guru di Surabaya akan tercatat.

"Jadi terpantau semua, seandainya dia ada sakit apa, kemarin sudah di-swab (tes usap) terus kemudian hasilnya negatif atau positif di situ juga mereka melakukan input. Jadi memang kesadaran dari guru ini yang sangat dipentingkan untuk bisa tercapainya sekolah tatap muka yang ada di Kota Surabaya," urainya.

Febri menerangkan, dalam surat edaran wali kota tersebut yang akan masuk ke sekolah mulai Senin ini tidak hanya tenaga pendidik, tetapi juga pegawai non-guru atau karyawan di sekolah yang tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta juga mulai masuk.

"Tentunya seperti itu. Jadi semua yang berkaitan terhadap kegiatan sekolah kecuali muridnya akan dilakukan adaptasi kebiasaan baru sebelum muridnya nanti yang akan dimasukkan di sekolah," pungkasnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X