Virus Corona Turunkan Omzet Penghasilan Perajin Sandal

- Kamis, 12 Maret 2020 | 11:32 WIB
Ilustrasi sandal hasil produksi. (pexels/Engin Akyurt)
Ilustrasi sandal hasil produksi. (pexels/Engin Akyurt)

Serangan virus corona tak hanya membuat ribuan orang meninggal dunia dan terinfeksi, tapi juga mempengaruhi sejumlah aspek lainnya.

Sebut saja event olahraga dunia dan pagelaran ajang fesyen bergengsi yang harus dibatalkan karena wabah virus corona. Ternyata, virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok ini juga berimbas pada industri sandal.

Para perajin sandal di Kota Mojokerto mengaku bahwa omset mereka turun drastis sejak virus corona muncul. Hal ini disebabkan oleh pasokan bahan baku industri yang tersendat.

-
Ilustrasi industri sandal. (Instagram/@sandalindustri)

Seorang perajin sandal bernama Choiron (45 tahun) di Lingkungan Kedungkwali, Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto mengungkapkan bahwa serangan virus corona membuat bahan baku yang berasal dari Tiongkok tersendat.

Apalagi selama ini, untuk membuat sandal ia mengandalkan pasokan material berupa kulit sintetis dan lem jenis poly urethane (PU) dari Tiongkok.

Menurutnya, kedua material tersebut diproduksi di Semarang, namun bahan bakunya diimpor dari Tiongkok.

Kulit sintetis digunakan untuk membuat bagian upper sandal. Sedangkan lem PU untuk menyatukan semua bagian sandal. Mulai dari sol luar, sol dalam, hingga upper.

"Selama ini saya mengerjakan pesanan perusahaan di Surabaya. Bahan bakunya disuplai oleh perusahaan tersebut. Selama dua bulan terakhir pasokan bahan baku tersendat karena impor bahan baku dari China lebih ketat sejak merebaknya corona," kata Choiron pada Kamis (12/3/2020).

Ayah dari dua anak ini mengungkapkan, sebelum corona merebak, pasokan kulit yang ia terima bisa mencapai 80 rol setiap bulan. Masing-masing rol sepanjang 25 meter dengan lebar 120 cm.

-
Ilustrasi perajin industri sandal. (Instagram/@sandalindustri)

Kulit sintetis dipilih Choiron karena variasi warnanya yang lebih bagus serta harganya yang terjangkau. Choiron menambahkan, saat ini kulit sintetis yang berasal dari Tiongkok senilai Rp110.000.

Sedangkan bahan lokal hanya Rp80 ribu hingga Rp90 ribu. Namun, kulit sintetis lokal panjangnya kurang dari 25 meter dan lebarnya hanya 110 cm.

"Kalau lem PU impor dari China karena lokal tidak ada," ujarnya.

Ketika pasokan lem lancar, Choiron bisa menerima sebanyak 60 boks lem PU setiap bulannya, yang masing-masingnya berisi 15 kg lem PU.

Dengan pasokan 120 rol kulit sintetis dan 60 boks lem PU, Choiron mampu membuat 20.800 pasang sandal yang kemudian dikirim ke sebuah perusahaan di Surabaya.

Halaman:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X