Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi), Adamas Belva Syah Devara, mengaku siap mundur dari jabatannya jika terbukti terdapat konflik kepentingan lantaran perusahaan pribadinya menjadi mitra program dari Kartu Prakerja.
"Saya sedang konfirmasi ulang ke Istana apakah memang ada konflik kepentingan yang ditanyakan teman-teman semua di sini, walaupun saya tidak ikut proses seleksi mitra. Jika ada, tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apapun," ucap Belva dalam cuitan akun Twitter pribadinya yang dikutip Indozone, Kamis (16/4/2020).
Meski salah satu anak perusahannya, yakni Skill Academy yang menjadi mitra program Kartu Prakerja tidak melanggar secara hukum, namun ia siap mundur untuk menghindari asumsi publik.
"Sebenarnya demi menghindari persepsi/asumsi, saya siap dan sudah menawarkan untuk mundur. Namun keputusan mundur adalah keputusan besar dan harus didiskusikan dengan Istana. Jadi mohon dipahami bukan hanya masalah saya mau/ tidak," paparnya.
Belva Devara mengaku senang sejak dipercaya oleh Presiden Jokowi menjabat sebagai staf khusus milenial presiden karena dapat berkontribusi untuk kemajuan Indonesia, salah satunya memajukan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Intinya, saya hanya mau kontribusi sebisa saya. Selama ini, semua gaji dan tunjangan saya sumbangkan ke UMKM melalui program Cipta Nyata sejak dilantik. Mulai bulan ini dialihkan ke penanganan Corona," terang Belva.
Seperti diberitakan sebelumnya, Belva dituding oleh politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Rachland Nashidik menerima kucuran dana Rp5,7 triliun karena salah satu perusahaannya, yakni Skill Academy menjadi mitra program dari Kartu Prakerja.
