Jokowi Mau Pacu Investasi untuk Bebaskan RI dari Resesi, INDEF: Tak Mungkin Berhasil

- Kamis, 27 Agustus 2020 | 12:51 WIB
Presiden Jokowi. (ANTARA FOTO/BPMI Setpres)
Presiden Jokowi. (ANTARA FOTO/BPMI Setpres)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pernah menyampaikan niat untuk memacu masuknya investasi ke tanah air, guna mendorong perekonomian di masa pandemi, khususnya agar Indonesia terhindari dari jurang resesi di kuartal III-2020.

Meski demikian, hal itu ditanggapi pesimis oleh Direktur Eksekutif Institute Development for Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad dalam webinar series hari ini, Kamis (27/8/2020).

Menurut Tauhid, di tengah situasi sulit saat ini, seluruh negara di dunia mengalami hal yang sama seperti Indonesia. Seluruh negara juga tengah berusaha bangkit seperti Indonesia. Maka itu, disebutnya akan sangat sulit bagi pemerintah untuk mendatangkan investor, dengan harapan dalam waktu singkat ekonomi langsung meningkat. 

"Ya gak mungkin lah pada saat situasi kayak gini, kalaupun FDI (foreign direct Investment/investasi asing) masuk. Kita kan diprediksi turun sekitar 30%, itu enggak mungkin langsung investasi itu menyumbangkan ke ekonomi langsung," ujar Tauhid.

Ia juga menuturkan, dampak ekonomi dari investasi asing baru bisa menyumbang ke pertumbuhan ekonomi ketika sektor produksi sudah mulai beroperasi. Sedangkan untuk investor masuk hingga pembangunan sarana produksi, juga membutuhkan waktu yang lama.

"Investor kan harus bangun pabrik, dan sebagainya dan sebagainya, sampai dia bisa menggerakkan ekonomi. Paling cepat 6 bulan, ada yang setahun ada yang dua tahun sampai dia bisa menghasilkan," tegasnya. 

Selain itu, Tauhid juga tak yakin investasi masyarakat di dalam negeri bakal bangkit dengan cepat. Pasalnya, masyarakat kelas menengah ke atas hingga saat ini lebih banyak yang menahan diri dalam mengeluarkan uangnya. 

Maka itu, Tauhid menyimpulkan bahwa rencana Jokowi terkait investasi itu akan sulit terlaksana, sehingga diprediksi Indonesia akan masuk ke jurang resesi, setelah sebelumnya pada kuartal II-2020.

"INDEF memprediksi, angka (pertumbuhan ekonomi kuartal III)  berada pada minus 1,3% sampai minus 1,7%. Kalau nol sih harapan ya, tapi dari situ saja sudah kelihatan kita akan negatif," pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X