Ibu dan anak yang berusia 9 tahun itu mengidap Covid-19, namun tidak ada yang memberikan bantuan meski mereka mengalami masalah pernapasan yang parah.
Keluarga yang marah menyalahkan pemerintah India karena mengizinkan festival keagamaan besar yang menjadi penyebab tingginya kasus covid-19 di India.
Tumpukan kayu bakar siap untuk kremasi massal di New Delhi saat virus Covid-19 paling mematikan di dunia merajalela di India.
Festival keagamaan tersebut berlangsung di Kumbh Mela, di tepi sungai Gangga, yang diselenggarakan setiap 12 tahun dan menyatukan lebih dari lima juta umat Hindu.
Dalam festival tersebut, hampir tidak ada orang yang memakai masker di tengah kerumunan orang yang berkumpul untuk ritual mandi.
Polisi mengaku mereka tidak berdaya untuk menegakkan aturan Covid-19.
Hingga saat ini orang yang terinfeksi di India terus meningkat, bahkan rumah sakit tidak ada yang kosong. Tak hanya itu, pasokan oksigen juga sangat rendah, sehingga banyak orang yang harus membeli di pasar gelap.
Dikutip dari Mirror, salah satu warga bernama Sairi, 41 tahun mengatakan bahwa dia dan putranya Veeir, 9 tahun, mengidap Covid tetapi tidak dapat memperoleh bantuan meskipun memiliki masalah pernapasan parah yang disebabkan oleh polusi udara yang mengerikan.
"Kita dibiarkan mati," dikutip dari Mirror.
Organisasi Kesehatan Dunia menyebut situasi itu sangat memilukan dan mengirimkan 2.600 staf dan persediaan tambahan.
