Berkah Pandemi Corona, Warga Disabilitas Boyolali Kebanjiran Pesanan Masker

- Minggu, 26 April 2020 | 14:56 WIB
Seorang penjahit warga disabilitas yang sedang proses produksi alat pelindung diri (APD) masker yang banyak dibutuhkan di tengah wabah COVID-19 di Dukuh Banjarrejo, Desa Candi, Kecamatan Ampel Boyolali, Jawa Tengah (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Seorang penjahit warga disabilitas yang sedang proses produksi alat pelindung diri (APD) masker yang banyak dibutuhkan di tengah wabah COVID-19 di Dukuh Banjarrejo, Desa Candi, Kecamatan Ampel Boyolali, Jawa Tengah (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

Seorang penjahit warga penyandang disabilitas yang tergabung Komunitas Difabel Ampel (KDA) di Boyolali, Jawa Tengah, mengaku  kebanjiran pesanan alat pelindung diri (APD) masker di tengah pandemi virus corona.

Awalnya, Sardi (47) penjahit warga disabilitas di Dukuh Banjarrejo, Desa Candi, Kecamatan Ampel Boyolali, membuat model masker dengan kain perca.

Ia kemudian membagikan masker buatannya itu ke teman-teman disabilitas dan masyarakat lain di sekitar secara gratis. Ternyata,alat pelindung diri (APD) masker banyak dibutuhkan oleh masyarakat.

"Kami bersama penjahit disabilitas lain kemudian mendapatkan pesanan dari berbagai elemen masyarakat. Bahkan, sejumlah instansi, Pemerintah Desa (Pemdes), dan lainnya banyak yang memesan," kata Sardi.

Sejak itulah, Sardi langsung kebanjiran pesanan masker. Ia pun memproduksi masker dengan bahan kain perca sebanyak-banyaknya. Per hari, ia bisa membuat rata-rata 200-300 buah masker.

Namun, Sardi mengaku dirinya tidak mampu mengerjakan banyak pesanan hingga ribuan masker itu sendirian. Sehingga, ia meminta bantuan teman-teman warga disabilitas untuk menjahit di rumah masing-masing.

"Saya yang mengantarkan bahan kainnya ke rumah masing-masing. Jika masker sudah jadi saya ambil ke rumah mereka. Kami pekan lalu mendapat pesanan 3.500 buah masker, dan pekan ini meningkat hingga 5.000 buah," kata Sardi.

Menurut dia, dirinya merasa senang bisa membantu sesama untuk berkarir. Dirinya juga membuka pelatihan kerajinan bagi warga disabilitas di rumahnya secara gratis.

"Kami membuat masker itu, hanya dijual Rp2.000 hingga Rp3.000 per buah. Saya berharap wabah COVID-19 ini segera berakhir, sehingga aktivitas masyarakat kembali bergairah," katanya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X