Harga Properti Melambat di Tengah Situasi Pandemi

- Kamis, 13 Agustus 2020 | 20:53 WIB
Ilustrasi perumahan. (Pexels/David McBee)
Ilustrasi perumahan. (Pexels/David McBee)

Bank Indonesia (BI) merilis hasil survei harga properti residensial pada kuartal III-2020. Survei yang dilakukan di tengah masa pandemi virus corona tersebut menunjukkan hasil terjadinya perlambatan pertumbuhan harga properti residensial.

Pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) hanya sebesar 1,19% pada kuartal III-2020. Angka tersebut lebih rendah 1,8% pada kuartal sebelumnya dan 1,59% dari kuartal ketiga tahun lalu.

"Melambatnya pertumbuhan harga properti residensial terjadi untuk seluruh tipe rumah," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam laporannya, dikutip dari laman resmi BI, Kamis (13/8/2020).

Pertumbuhan harga rumah tipe kecil, menengah, dan besar pada triwulan ketiga tahun ini diperkirakan masing-masing sebesar 1,56%, 1,24%, dan 0,78% secara tahunan.

BI menyebut perlambatan terjadi di sebagian kota yang disurvei. Beberapa di antaranya di Kota Medan dan Banjarmasin yang tercatat tumbuh 1,01% dan kontraksi 0,4%, lebih rendah dari 3,96% dan 0,48% pada kuartal sebelumnya.

Secara triwulanan, pertumbuhan harga properti residensial pada kuartal III-2020 juga diperkirakan lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Hal itu terindikasi dari IHPR yang tumbuh 0,11%, lebih rendah dibandingkan 0,32% pada kuartal II-2020.

Perlambatan pertumbuhan harga rumah triwulanan diperkirakan terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama harga rumah tipe kecil yang hanya tumbuh 0,18%, lebih rendah dari 0,50% pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, Pengamat Properti Panangian Simanungkalit saat dikonfirmasi Indozone mengatakan, perlambatan pertumbuhan IHPR tersebut terjadi seiring melemahnya permintaan terhadap properti residensial, sebagai imbas dari terjadinya pandemi Covid-19.

Masyarakat kelas menengah keatas disebut menahan pengeluaran mereka dan enggan melakukan spekulasi untuk pembelian properti, karena masih merasa ragu bahwa pandemi Covid-19 akan berakhir dalam waktu dekat.

"Ini sebagai indikasi akan melemahnya permintaan sektor properti. Namun demikian sebenarnya properti Indonesia memiliki daya tahan yang kuat terhadap krisis, mengingat kebutuhan properti akan terus ada dan meningkat, sehingga dapat cepat bangkit setelah pandemi berakhir," kata Panangian, Kamis (13/8/2020).

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X