Harimau Sumatera Mati di Aceh, Ada Pendarahan di Lubang Hidung, Diracuni Pakai Insektisida

- Rabu, 1 Juli 2020 | 12:15 WIB
Petugas dari BKSDA Aceh melakukan nekropsi terhadap bangkai harimau sumatera yang mati di perkebunan sawit di Kabupaten Aceh Selatan. (Foto: ANTARA/Hafizdhah/Lmo/pras/pri)
Petugas dari BKSDA Aceh melakukan nekropsi terhadap bangkai harimau sumatera yang mati di perkebunan sawit di Kabupaten Aceh Selatan. (Foto: ANTARA/Hafizdhah/Lmo/pras/pri)

Kasus kematian harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di lahan perkebunan sawit di Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, baru-baru ini, kini mulai diusut oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh. BKSDA menggandeng kepolisian untuk mengusutnya lebih dalam.

Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto mengatakan, dari hasil nekropsi (pemeriksaan kematian) satwa langka dan dilindungi tersebut, penyebab kematiannya karena diduga keracunan.

"Penyelidikan ini untuk mengetahui harimau sumatera tersebut diracun karena unsur kesengajaan atau tidak. Jika ada unsur kesengajaan, tentu ada pihak yang terlibat," kata Agus Arianto, dikutip dari Antara, Rabu (1/7/2020).

Agus Arianto mengatakan harimau betina dengan perkiraan umur dua hingga tiga tahun tersebut ditemukan mati di perkebunan masyarakat di Desa Kapa Seusak, Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan Senin (29/6) pukul 06.35 WIB.

Berdasarkan hasil nekropsi, kondisi bangkai harimau sudah mengalami pembusukan. Ada pendarahan dari lubang hidung dan bulu gampang rontok, jaringan bawah kulit sebagian memar.

Kemudian, ada luka diduga akibat kawat duri di bagian perut. Lidah sebagian tampak berwarna kebiruan karena kurangnya oksigen dalam darah (mengalami sianosis). Saluran pencernaan dan lambung mengalami pendarahan.

"Ada ditemukan zat diduga racun insektisida pada kulit kambing yang sebelumnya dimangsa harimau tersebut. Hasil nekropsi disimpulkan bahwa kematian harimau diduga karena keracunan," kata Agus Arianto.

Agus Arianto menyebutkan tim nekropsi mengambil sampel di antara hati, jantung serta organ vital harimau lainnya termasuk isi lambung, kulit kambing diduga dilumuri racun untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

"Tujuan pemeriksaan laboratorium untuk lebih memastikan penyebab kematian harimau sumatera serta bahan penyelidikan kepolisian," kata Agus Arianto.

Agus Arianto menegaskan harimau sumatera merupakan satwa dilindungi. Satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera tersebut masuk dalam spesies terancam dan berisiko tinggi punah di alam liar.

"Kami mengajak masyarakat menjaga kelestarian harimau sumatera dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitat alami mereka. Serta tidak memasang jerat ataupun racun yang dapat menyebabkan kematian satwa dilindungi tersebut," kata Agus Arianto.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X